Dalam pernyataan resmi kantor kepresidenan Prancis, Senin 16 April 2018, disebutkan bahwa Presiden Emmanuel Macron membuat keputusan tersebut "di hadapan situasi krisis kemanusiaan" di Suriah.
Macron telah bertemu beberapa perwakilan grup relawan kemanusiaan yang memaparkan beragam kebutuhan masyarakat Suriah. Perang sipil di Suriah belum menunjukkan tanda-tanda berakhir usai dimulai pada 2011.
Keputusan menggelontorkan dana diambil dua hari usai Prancis ikut serta dalam serangan udara bersama Amerika Serikat dan Inggris ke Suriah. Serangan dilakukan sebagai respons atas dugaan penggunaan senjata kimia di Douma pada 7 April.
Serangan koalisi Barat tersebut menimbulkan kekhawatiran akan adanya eskalasi dalam konflik di Suriah, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 350 ribu orang.
Baca: Prancis Sebut OPCW Harus Bongkar Senjata Kimia Suriah
Namun, Presiden Donald Trump menegaskan tetap menjalankan kebijakannya untuk menarik diri dari konflik di Suriah. Ia telah memerintahkan agar pasukan AS segera ditarik dari negara tersebut.
Proyek bantuan Prancis di Suriah akan difokuskan di provinsi Idlib, di mana sekitar 1,2 juta orang kehilangan tempat tinggal akibat konflik. Fokus lainnya adalah area Ghouta dekat Damaskus dan beberapa wilayah yang telah dibebaskan dari jeratan kelompok militan Islamic State (ISIS).
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengestimasi sekitar 13 juta warga Suriah, termasuk enam juta anak-anak, membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News