Namun, Macron masih merahasiakan sumber informasi tersebut dan tidak membeberkan lebih lanjut atas pernyataan itu.
Dilansir dari BBC, Jumat 13 April 2018, opsi serangan udara pun telah disiapkan Prancis dan sewaktu-waktu bisa segera diluncurkan.
"Kami perlu merundingkan soal aksi militer dan mengambil keputusan pada waktunya, ketika kami menilai itu penting, berguna dan efektif," ucap dia lagi.
Laporan sejumlah media Prancis menyebutkan bahwa sampel-sampel urin dan darah dari para korban serangan kimia tersebut terbukti positif mengandung klorin dan agen syaraf.
Menanggapi hal ini, Rusia sangat menentang adanya opsi militer yang kini tengah disiapkan oleh Prancis, Amerika Serikat dan Inggris.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mendesak agar semua negara Barat meredam tindakan apapun yang dapat menyebabkan ketegangan meningkat.
Sementara itu di Washington, Presiden Donald Trump telah menggelar rapat tertutup dengan tim penasihat keamanannya guna membahas kelanjutan opsi militer di Suriah tersebut.
Kendati demikian, belum ada keputusan yang dibuat dari rapat tersebut, menurut pernyataan resmi dari Gedung Putih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News