Jakarta: Mantan presiden Finlandia sekaligus juru damai Gerakan Aceh Merdeka (GAM) RI, Martti Ahtisaari meninggal dunia di usia 86 tahun. Ia meninggal pada Senin, 16 Oktober 2023 di Helsinki setelah berjuang melawan penyakit Alzheimer.
“Dengan kesedihan yang mendalam kami menerima berita meninggalnya Presiden Martti Ahtisaari,” kata Presiden Finlandia saat ini, Sauli Niinisto dalam pernyataannya.
Kabar meninggalnya Martti Ahtisaari ini juga meninggalkan kesedihan mendalam bagi Partai Aceh (PA). Juru bicara PA menyebut bahwa Martti Ahtisaari merupakan sosok yang sangat berjasa bagi Aceh karena Martti Ahtisaari telah memfasilitasi perundingan damai antara Pemerintah RI dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
“Martti Ahtisaari adalah sosok yang berjasa bagi Aceh karena beliau adalah juru penengah dalam proses perdamaian antara GAM dan RI,” kata juru bicara PA, Nurzahri.
Menurutnya, keterlibatan Martti Ahtisaari dalam proses perdamaian antara GAM dan RI bukan hanya pada proses perundingan semata, tetapi juga turut mengawal berjalannya isi-isi perjanjian damai.
“Beliau (Martti) juga secara serius dan mempunyai komitmen yang kuat dalam mengawal proses perdamaian di Aceh,” lanjutnya.
Baca juga: RI-Finlandia Kembangkan Energi Terbarukan Berbasis Biomassa Hutan, Apa itu? |
Profil Martti Ahtisaari
Sebagai informasi, Martti Ahtisaari dikenal sebagai seorang mediator yang menengahi perdamaian di seluruh dunia dan meraih Nobel Perdamaian yang luar biasa selama lebih dari 40 tahun karirnya.
Mantan diplomat PBB ini meninggal setelah berjuang dengan penyakit Alzheimer, yang memaksanya untuk pensiun dari kehidupan publik pada September 2021.
Martti Ahtisaari sangat berjasa dalam mengawasi perundingan tahun 2005 antara pemerintah Indonesia dan pemberontak Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang mengakhiri konflik selama tiga dekade yang menewaskan sekitar 15.000 orang. Ahtisaari dianggap sebagai sosok yang tegas namun memiliki rasa humor dan kehangatan.
Ahtisaari menyaksikan langsung penandatanganan MoU perdamaian yang dipimpin Hamid Awaluddin sebagai perwakilan Indonesia dan Malik Mahmud mewakili GAM.
Perjanjian berisi 71 butir kesepakatan itu, antara lain sepakat memberi otonomi khusus untuk Aceh dengan kewenangan dalam semua sektor publik kecuali hubungan luar negeri, pertahanan luar, keamanan nasional, keuangan, kehakiman dan kebebasan beragama.
Baca juga: UGM Berduka, Guru Besar FKH Prof. Bambang Hariono Meninggal Dunia |
Pria kelahiran 23 Juni 1937 di Viipuri - sekarang Vyborg - di provinsi Karelia, Finlandia Timur itu memasuki dunia politik pada tahun 1994. Ia dinominasikan untuk mencalonkan diri sebagai presiden oleh Partai Sosial Demokrat Finlandia. Hingga pada akhirnya Martti Ahtisaari menjadi presiden pertama yang dipilih secara langsung di negara tersebut.
Pada tahun 2008, pada usia 71 tahun, ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian atas upayanya di beberapa benua dan selama lebih dari tiga dekade, untuk menyelesaikan konflik internasional.
Setelah berusia 80 tahun, Ahtisaari memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai ketua lembaga perdamaian Crisis Management Initiative (CMI) yang ia dirikan 17 tahun sebelumnya, namun ia tetap terlibat dalam pekerjaan mediasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id