"Kami telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah untuk mengirim tim kecil HAM untuk disiagakan di sana," ujar Bachelet, dilansir dari laman Sputnik, Sabtu 22 Juni 2019.
"Tugas dari tim ini adalah menyediakan bantuan teknis dan juga memberikan nasihat serta mengawasi situasi HAM di Venezuela," lanjutnya kepada awak media pada Jumat malam.
Bachelet mengaku khawatir saat melihat krisis kesehatan di Venezuela, yang diakibatkan kurangnya pasokan obat-obatan serta peralatan medis. Krisis juga disebabkan eksodus para pekerja medis dan tenaga profesional dari Venezuela yang sejak beberapa tahun terakhir dilanda krisis ekonomi.
Dalam kunjungan resminya ke Venezuela, Bachelet juga bertemu sejumlah korban pelanggaran HAM dengan ditemani perwakilan pemerintah maupun oposisi. Ia menyebut para korban ini membutuhkan bantuan, terlepas dari siapa pelaku pelanggarannya.
Mengenai krisis ekonomi di Venezuela, Bachelet mengaku telah bertemu perwakilan pemerintah. Ia mendorong Venezuela yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro untuk mengatasi sejumlah masalah utama pemicu krisis.
"Saya meminta pemerintah (Venezuela) untuk menjadikan berbagai masalah itu sebagai prioritas, yang nantinya akan dibantu oleh sejumlah agensi PBB," tutur Bachelet.
Baca: Venezuela Terima Kiriman Bantuan Kedua dari Palang Merah
Ia menambahkan, krisis ekonomi di Venezuela berpotensi memburuk karena adanya sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat, terutama terhadap sektor ekspor minyak.
Selain perekonomian, Venezuela juga dilanda krisis politik. Dunia perpolitikan di Venezuela memanas sejak pemimpin oposisi Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pengganti Maduro.
"Mengenai krisis politik, saya menyerukan kepada semua partai di Venezuela untuk bernegosiasi melalui pendekatan konstruktif dengan ditengahi Norwegia," ungkap Bachelet.
Maduro, yang mengecam keras deklarasi Guaido, menilai aksi kubu oposisi di negaranya digerakkan AS. Ia juga menilai Guaido adalah tokoh yang sengaja dibentuk AS untuk menjatuhkan dirinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News