medcom.id, Roma: Perdana Menteri Italia Metteo Renzi mundur dari jabatannya setelah gagal menang dalam referendum pengajuan reformasi konstitusi.
Mayoritas warga menolak untuk menyepakati pergantian konstitusi yang diajukan PM Renzi. Melihat kekalahannya, Renzi pun mundur pada Senin 5 Desember.
Presiden Italia Sergio Mattarella diyakini akan menunjuk seorang yang menjadi memimpin pemerintahan untuk sementara. Sedangkan percepatan pemilu bisa dilakukan 2017 mendatang.
Kekalahan Renzi menjadi anugerah bagi pemimpin partai opisisi, Five Star Movement, Beppe Grillo. Sebelumnya Grillo mendesak agar dilakukan referendum "Italeave", yang memilih apakah Negeri Pizza akan meninggalkan Euro sebagai mata uang mereka.
Bagi mereka yang khawatir kejadian Brexit kembali terulang, dukungan besar terhadap Grillo tentunya menimbulkan kekhawatiran. Tetapi efek yang terasa langsung bagi Italia adalah, kesulitan bagi mereka untuk mengajukan pinjaman yang dibutuhkan untuk permodalan.
Referendum tak pengaruhi posisi Italia di Uni Eropa
Jika partai Five Star Movement berakhir menguasai pemerintahan Italia, bukan berarti Italia akan mengakhiri komitmen dengan Euro.
Menurut hukum yang berlaku di Italia, konstitusi setempat menyebutkan bahwa pemerintah tidak diizinkan untuk menarik diri dari perjanjian internasional berdasarkan pemilihan suara populer. Dalam hal ini termasuk referendum.
"Kemungkinan yang harus dilakukan adalah melakukan amandemen sebelum melakukan referendum keanggotaan di Uni Eropa bisa diadakan," sebut Bloomberg, Senin (5/12/2016).
Secara teori sangat tidak mungkin bahwa dua referendum bisa lakukan secara bersamaan, yakni mengenai perubahan konstitusi untuk masalah keanggotaan Euro dan satu lain mengenai keanggotaan di Euro itu sendiri. Meskipun hal ini bisa dilakukan, referendum itu bisa diblokir oleh Mahkamah Konstitusi.
Efek Five Star Movement
Five Star Movement sejak dibentuk pada 2009 terus mendapatkan dukungan besar. Mereka berkampanye akan membersihkan Italia dari korupsi dan tidak lagi menggunakan Euro sebagai mata uang.
Banyak warga Italia yang tertarik dengan kritikan kerasan Beppe Grillo terhadap Euro. Menurutnya, Uni Eropa akan menerapkan aturan penghematan yang ketat seperti halnya di Yunani, jika mereka mendapatkan bantuan keuangan.
Mundurnya Renzi membuat Five Star Movement sebagai partai populer kedua di Italia. Tentunya posisi ini membuatnya sangat berpeluang meraih hasil bagus dalam pemilu berikutnya.
Tetapi ada beberapa faktor yang bisa mengadang kebangkitan partai ini. Pertama adalah aturan pemilu yang efektif berlaku tahun ini, di mana mempermudahkan sebuah partai meraih suara mayoritas dalam salah satu komite parlemen.
Aturan bernama Italicum ini sangat membantu posisi Five Star Movement. Tetapi aturan itu secara efektif bisa digagalkan oleh pemimpin pemerintahan sementara atau Mahkamah Konstitusi.
Halangan kedua bagi partai ini adalah, status Five Star Movement yang masih teruji sebagai partai. Selain itu, jalur pergerakan dari partai dianggap melenceng jauh dari tujuan awal pembentukannya.
Referendum tak pengaruhi posisi Italia di Uni Eropa
Jika partai Five Star Movement berakhir menguasai pemerintahan Italia, bukan berarti Italia akan mengakhiri komitmen dengan Euro.
Menurut hukum yang berlaku di Italia, konstitusi setempat menyebutkan bahwa pemerintah tidak diizinkan untuk menarik diri dari perjanjian internasional berdasarkan pemilihan suara populer. Dalam hal ini termasuk referendum.
"Kemungkinan yang harus dilakukan adalah melakukan amandemen sebelum melakukan referendum keanggotaan di Uni Eropa bisa diadakan," sebut Bloomberg, Senin (5/12/2016).
Secara teori sangat tidak mungkin bahwa dua referendum bisa lakukan secara bersamaan, yakni mengenai perubahan konstitusi untuk masalah keanggotaan Euro dan satu lain mengenai keanggotaan di Euro itu sendiri. Meskipun hal ini bisa dilakukan, referendum itu bisa diblokir oleh Mahkamah Konstitusi.
Efek Five Star Movement
Five Star Movement sejak dibentuk pada 2009 terus mendapatkan dukungan besar. Mereka berkampanye akan membersihkan Italia dari korupsi dan tidak lagi menggunakan Euro sebagai mata uang.
Banyak warga Italia yang tertarik dengan kritikan kerasan Beppe Grillo terhadap Euro. Menurutnya, Uni Eropa akan menerapkan aturan penghematan yang ketat seperti halnya di Yunani, jika mereka mendapatkan bantuan keuangan.
Mundurnya Renzi membuat Five Star Movement sebagai partai populer kedua di Italia. Tentunya posisi ini membuatnya sangat berpeluang meraih hasil bagus dalam pemilu berikutnya.
Tetapi ada beberapa faktor yang bisa mengadang kebangkitan partai ini. Pertama adalah aturan pemilu yang efektif berlaku tahun ini, di mana mempermudahkan sebuah partai meraih suara mayoritas dalam salah satu komite parlemen.
Aturan bernama Italicum ini sangat membantu posisi Five Star Movement. Tetapi aturan itu secara efektif bisa digagalkan oleh pemimpin pemerintahan sementara atau Mahkamah Konstitusi.
Halangan kedua bagi partai ini adalah, status Five Star Movement yang masih teruji sebagai partai. Selain itu, jalur pergerakan dari partai dianggap melenceng jauh dari tujuan awal pembentukannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News