Dalam sebuah pernyataan pada Minggu 4 Desember malam waktu Italia, PM Renzi mengaku bertanggung jawab atas hasil referendum. Ia mengatakan kubu yang memilih "tidak" untuk perubahan konstitusi saat ini harus segera membuat proposal jelas.
Sebuah exit poll dari kantor berita RAI memperlihatkan suara 42-46 persen untuk pendukung reformasi, dan 54-58 untuk yang menolaknya. Proyeksi awal berdasarkan hitungan resmi memperlihatkan selisih yang lebih lebar.
Indikasi awal menempatkan kubu "iya" di angka 39-43 persen, dan "tidak" 57-61 persen.
Bagi banyak warga Italia, referendum ini bukan soal perubahan konstitusi, melainkan tentang kepemimpinan sang perdana menteri.
Sejumlah partai oposisi mendorong untuk pilihan "tidak" untuk mendepak PM Renzi.
Pemimpin oposisi Matteo Salvini mengatakan jika hasil exit poll dapat dikonfirmasi, maka referendum ini akan menjadi "kemenangan rakyat melawan kekuatan besar."
Nilai euro jatuh terhadap dolar tak lama setelah hasil exit poll keluar. Terdapat kekhawatiran atas kestabilan ekonomi di Italia setelah berakhir referendum.
Setelah referendum Italia berakhir, beragam reaksi langsung muncul dari pemimpin sayap kanan di Eropa.
Pemimpin Front Nationale di Prancis, Marine Le Pen, mengucapkan selamat kepada oposisi Italia Northern League. "Warga Italia telah mengingkari Uni Eropa dan Renzi. Kita harus mendengar kepada rasa haus masyarakat akan kemerdekaan," tulis Le Pen di Twitter.
Tingkat keikutsertaan dalam referendum dinilai tinggi dalam standar Italia -- sekitar 60 persen dari pemilih terdaftar memberikan suaranya.
Hampir dua per tiga warga memberikan suaranya di utara Italia. Tingkat keikutsertaan warga di wilayah selatan jauh lebih rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
