"Jelas, saya akan mengunjungi AS sebelum Januari atau sebelum pemilu dilaksanakan," ungkap Khan, seperti dikutip ABC News, Selasa (10/5/2016).
"Jika Donald Trump menjadi presiden, saya tidak akan ke AS, yang berarti saya tidak bisa bekerja sama dengan para walikota di AS dan bertukar ide," lanjutnya.
Ia juga mengatakan bahwa pendekatan Trump terkait politik apalagi menyangkut umat Muslim tidak akan menang di AS. "Saya yakin ia tak akan menang dengan pendekatan seperti itu," ujarnya lagi.
Trump mengajukan gagasan atas larangan Muslim masuki AS ketika ada serangan dari Islamic State (ISIS) di Paris, begitu juga dengan penembakan di San Bernardino, California, yang sama-sama diklaim grup ekstremis tersebut.
.jpg)
Kelompok militan ISIS/AFP
Khan mengatakan retorika tersebut tidak berbeda dengan yang digunakan oleh lawannya dalam pemilihan Wali Kota London. Hingga saat ini, Muslim masih dituduh radikal dengan adanya kelompok ekstremis yang mengatasnamakan Muslim.
"Saya pikir perbedaan itu perlu. Hal itu untuk mencoba mengubah pandangan masyarakat terhadap satu sama lain untuk hidup damai dan sukses," tandas Khan.
Namun, Trump sempat menyatakan akan membuat pengecualian jika Sadiq Khan mengunjungi AS, walaupun ia adalah Muslim.
"Selalu akan ada pengecualian. Dia bisa dijadikan contoh jika ia melakukan pekerjaannya dengan baik," kata Trump.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News