Brexit, atau Britain Exit, adalah istilah bagi keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa. Brexit secara resmi telah ditunda hingga pertengahan April, setelah sebelumnya tenggat waktu ditetapkan pada 29 Maret.
"Kami membutuhkan sebuah rute alternatif untuk maju ke depan," ujar PM May, seperti dikutip dari laman BBC, Sabtu 30 Maret 2019. Jumat kemarin, perjanjian Brexit yang dibawa PM May ditolak dengan selisih 58 suara.
Pemimpin oposisi dari Partai Buruh Jeremy Corbyn sebelumnya telah meminta PM May mengubah perjanjian Brexit atau segera mengundurkan diri. Partai DUP dari Irlandia Utara juga terus menentang perjanjian yang telah dinegosiasikan PM May dengan Uni Eropa.
Pemerintahan PM May juga gagal meraih 34 suara Konservatif, termasuk kubu Remainers dan Tory Brexiteers. Kedua kubu itu mengatakan perjanjian yang dinegosiasikan PM May masih membuat Inggris terlalu selaras dengan Eropa.
Meski banyak ditentang, kantor perdana menteri di Downing Street mengindikasikan PM May masih akan terus menggalang dukungan di House of Commons. Pemerintahan PM May berkukuh usaha selama ini "bergerak ke arah yang benar," karena selisih kekalahan dari pemungutan suara ketiga hanya 58, berbanding jauh dengan 149 di voting kedua.
Sebelumnya, UE mengaku sudah menyelesaikan persiapan menghadapi skenario Brexit yang berakhir tanpa adanya perjanjian apapun.
"Karena Inggris sudah semakin pasti akan meninggalkan Uni Eropa tanpa menyepakati perjanjian apapun pada 12 April, Komisi Eropa telah menyelesaikan persiapan (skenario) 'tanpa perjanjian,;" ujar pernyataan resmi Komisi Eropa.
Komisi Eropa adalah sebuah institusi di internal UE, yang mengurusi masalah legislatif, implementasi kebijakan, penerapan perjanjian dan aktivitas sehari-hari blok tersebut.
UE menyadari Brexit yang berakhir tanpa perjanjian akan mengganggu aktivitas warga dan dunia bisnis di Inggris. Jika hal tersebut terjadi, maka hubungan UE dengan Inggris akan mengacu pada aturan publik internasional.
"Termasuk aturan-aturan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)," ungkap Komisi Eropa.
Baca: Penolakan Kesepakatan Brexit Picu Dolar AS Perkasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News