Ilustrasi (MI/ARYA MANGGALA)
Ilustrasi (MI/ARYA MANGGALA)

Penolakan Kesepakatan Brexit Picu Dolar AS Perkasa

30 Maret 2019 10:33
New York: Kurs dolar Amerika Serikat (USD) menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), terangkat oleh penurunan poundsterling setelah parlemen untuk ketiga kali menolak tawaran yang diusulkan Perdana Menteri Theresa May guna menarik Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).
 
Mengutip Antara, Sabtu, 30 Maret 2019, dengan May kalah lagi -meskipun dengan selisih lebih kecil dari dua pemungutan suara sebelumnya- poundsterling diatur untuk tetap di bawah tekanan di tengah kekhawatiran tidak ada kesepakatan Brexit akan tercapai sebelum batas waktu 12 April.
 
Pergerakan dalam poundsterling pada Jumat 29 Maret kurang dramatis daripada setelah kekalahan parlementer May sebelumnya. Perdagangan poundsterling telah mengecil karena menjadi sangat sulit untuk diprediksi di tengah perkembangan politik yang konstan dan terkadang misterius, kata para pedagang.

"Mata uang tetap jauh di atas posisi terendah yang tersentuh pada Desember, sebagian karena pasar mulai memperhitungkan dalam penundaan yang lama dan itu risiko dan positif bagi poundssterling," kata Kepala Strategi Valuta Asing Global BMO Capital Markets Greg Anderson.
 
Poundsterling jatuh sebanyak setengah persen ke level terendah hari itu di 1,2976 dolar, sesaat menembus level utama pasar dari rata-rata pergerakan 200-hari di USD1,2979. Pergerakan sterling mendorong indeks dolar lebih tinggi, terakhir naik 0,07 persen menjadi 97,274, membantunya pulih dari penurunan sebelumnya.
 
Pengeluaran konsumen AS hampir tidak naik pada Januari dan pendapatan naik sedikit pada Februari. Laporan dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan tekanan harga mereda di Januari dengan ukuran inflasi keseluruhan membukukan kenaikan tahunan terkecil dalam hampir dua setengah tahun.
 
Pengeluaran konsumen menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi Amerika. Dengan pertumbuhan yang lebih lambat dan inflasi yang jinak, data Jumat 29 Maret mendukung kasus the Fed untuk mengakhiri kampanye pengetatan moneter tiga tahun. Euro sedikit lebih rendah di USD1,122 atau turun 1,43 persen pada bulan ini.
 
"Itu angka yang lemah. Sangat melegakan bahwa tidak ada alasan bagi the Fed untuk menaikkan suku bunga," kata Anderson.
 
Euro pada Jumat 29 Maret menuju bulan terburuk sejak Oktober, terbebani oleh kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi dan sinyal hati-hati dari bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB). Pembuat kebijakan memangkas perkiraan pertumbuhan untuk ekonomi zona euro awal bulan ini dan meluncurkan putaran baru pinjaman murah ke bank-banknya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan