Awal Februari, kabinet Perdana Menteri Sorin Grindeanu menyetujui sebuah dekrit darurat yang akan meringankan atau bahkan membebaskan pelaku kasus beberapa jenis kejahatan, termasuk korupsi.
Penerapan dekrit mengundang kritik dari sejumlah negara sahabat dan memicu unjuk rasa berskala nasional. Sedikitnya setengah juta orang turun ke jalanan Bucharest dan kota lainnya sejak dekrit diterapkan.
Koalisi pemerintah akhirnya mencabut dekrit tersebut. Pada Rabu 22 Februari, pemerintah Rumania melakukan perombakan kabinet untuk meredakan gelombang demonstrasi.
Meski jumlah pendemo menurun tajam sejak awal Februari, sekitar 3.000 hingga 5.000 orang masih berkumpul di luar kompleks pemerintahan Rumania pada Minggu. Mereka mengaku sudah tidak percaya lagi dengan pemerintahan saat ini.
Baca: Puluhan Ribu Warga Rumania Tolak UU Amnesti Koruptor
Sekitar pukul 19.00 malam waktu setempat, seperti dilansir Reuters, ribuan demonstran mengangkat kertas berwarna biru dan kuning di atas kepala, dan menyinarinya dengan cahaya dari telepon genggam untuk membentuk logo besar bendera Uni Eropa.
Dalam unjuk rasa sebelumnya, para pendemo membentuk logo bendera Rumania.
Grup Transparency International menempatkan Rumania sebagai negara paling korup di antara anggota Uni Eropa. Belgia, tempat berdirinya markas Uni Eropa, mengawasi sistem pengadilan di Rumania secara khusus.
Uni Eropa memuji kinerja jaksa dan penegak hukum Rumania atas usaha mereka memberantas korupsi. Namun Uni Eropa juga menyoroti parlemen Rumania yang terlihat berusaha melemahkan upaya tersebut.
"Saya sedang berusaha meredakan ketegangan. Saya ingin memperkuat program pemerintah," ujar Grideanu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id