Pemilihan yang berlangsung dalam dua ronde ini dinilai sebagai ujian bagi Sosialis Prancis untuk bangkit, seiring rendahnya tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Francois Hollande.
Seperti dikutip AFP, pilpres Prancis pada April dan Mei mengerucut pada pertarungan antar mantan Perdana Menteri Francois Fillon, pemimpin sayap kanan Marine Le Pen dan bekas Menteri Perekonomian Emmanuel Macron.
Sebagian besar survei menunjukkan Fillon dan Le Pen akan bertarung di putaran kedua.
Mantan PM Prancis di bawah Hollande, Manuel Valls yang mengundurkan diri pada Desember, difavoritkan menjadi capres dari Partai Sosialis.
Baca: Presiden Hollande Tidak akan Ikut Pilpres Prancis
Namun banyak pengamat meyakini Valls masih kalah dari dua pesaingnya, yakni Arnaud Montebourg dan mantan Menteri Pendidikan Benoit Hammon.
November lalu, kejutan terjadi saat Fillon memimpin dalam pemilihan pendahuluan bagi sayap kanan Prancis.
Dengan jumlah berkisar empat juta pemilih, Fillon memperoleh sekitar 44 persen suara. Perolehan itu unggul 16 poin dari peserta kualifikasi saingannya, Alain Juppe, mantan perdana menteri lain, yang mendapatkan 28 persen.
Hasil itu menyingkirkan Nicolas Sarkozy, yang pernah jadi bos mereka berdua ketika ia menjadi presiden Prancis periode 2007-2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News