Keputusan diambil setelah tingkat kepuasan masyarakat Prancis terhadap Hollande merosot tajam.
"Saya telah memutuskan tidak akan menjadi kandidat," kata Hollande dalam pidatonya di Istana Elysee, Paris, seperti dikutip AFP.
Perdana Menteri Prancis Manuel Valls sebelumnya sempat dikabarkan akan bersaing dengan Hollande untuk nominasi dari Partai Sosialis. Mundurnya Hollande diprediksi akan semakin memuluskan jalan Valls untuk menjadi capres.
Hollande mengaku gagal menyatukan kekuatan Partai Sosial dan memangkas pengangguran di Prancis, yang berada di angka 1 dari 10 pekerja. "Dalam beberapa bulan ke depan, satu-satu tugas saya adalah melanjutkan memimpin negara ini," ungkap pria 62 tahun itu.
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap Hollande mencapai titik terendah untuk presiden Prancis sejak Perang Dunia II. Kepemimpinan Hollande ditandai berbaliknya berbagai kebijakan besar, serangan teroris, buruknya perekonomian dan terkuaknya hal memalukan dalam kehidupan pribadi sang presiden.
Sebuah survei terbaru memprediksi Hollande hanya mampu meraih tujuh persen suara di putaran pertama pilpres.
Beragam survei terbaru memperlihatkan keunggulan kandidat Partai Republik Francois Fillon, yang difavoritkan banyak pihak berpotensi besar menjadi presiden baru.
Partai Sosialis mulai menerima beberapa nama kandidat untuk pemilu primer yang akan berlangsung pada 22 dan 29 Januari. Pilpres Prancis putaran pertama dijadwalkan pada 23 April, dan 7 Mei jika berlanjut ke putaran kedua.
Arnaud Montebourg, mantan menteri ekonomi, telah mendaftarkan namanya untuk menjadi capres Sosialis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
