Junqueras adalah satu dari lima tokoh separatisme Catalonia yang diadili atas peran mereka dalam percobaan memisahkan diri dari Spanyol pada Oktober 2017. Namun ia dan empat rekannya ternyata meraih banyak suara dalam pemilihan umum Spanyol pada 28 April lalu.
Empat dari mereka mendapatkan kursi di majelis rendah parlemen, dan satunya lagi di level Senat Spanyol.
"Mereka (pemerintah pusat Spanyol) ingin membungkam kami. Namun kotak suara telah mengembalikan suara kami. Kami telah mengalahkan represi melalui kekuatan pemilu," kata Junqueras, 50, kepada kantor berita AFP dalam wawancara tertulis dari penjara.
Dia adalah protagonis utama dari 12 tokoh yang menjalani persidangan di Mahkamah Agung Spanyol di Madrid pada Februari lalu. Mereka semua dituntut dengan pemberontakan dan beberapa dakwaan lainnya terkait referendum kemerdekaan Catalonia pada 1 Oktober 2017.
Jika terbukti bersalah dalam persidangan, Junqueras yang merupakan pendukung gerakan separatisme sejak lama, dapat dijatuhi vonis 25 tahun penjara.
"Fakta bahwa kami menjadi tahanan politik adalah sebuah anomali besar. Kenapa kami dipenjara? ternyata karena menggelar referendum. Mereka menyebut itu kejahatan kami, yakni menyediakan kotak pemungutan suara dan menggunakan hak pilih," ujarnya.
Tekad Junqueras terlihat tetap kuat, sama seperti saat dirinya dijebloskan ke balik jeruji besi pada November 2017. Berbeda dengan mantan Presiden Catalonia Carles Puigdemont yang lari ke luar negeri usai referendum, Junqueras memilih tetap bertahan.
"Sudah jelas kami tidak akan pernah menyerah dalam mengejar kemerdekaan dan hak menentukan nasib sendiri," tegas Junqueras.
Baca: PM Spanyol Tegaskan Catalonia Tidak Akan Merdeka
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id