Dalam sebuah pernyataan, keluarga Shamima mengatakan bahwa bayi yang ada di kandungan perempuan 19 tahun itu tidak bersalah. Mereka menginginkan Shamima kembali agar anaknya bisa dibesarkan di Inggris dan mendapat hak perawatan di sana.
“Sekarang kita mengetahui bahwa dua anak Shamima meninggal dunia. Ini adalah berita tersulit yang harus kita tanggung,” kata keluarga Shamima, dilansir dari laman BBC, Sabtu 16 Februari 2019.
“Kesejahteraan anak Shamima yang belum lahir menjadi perhatian utama keluarga kami, dan kami akan melakukan segala daya kami untuk melindungi bayi itu, yang sama sekali tidak bersalah dalam peristiwa ini,” imbuh mereka.
Baca: Kabur untuk Gabung ISIS, Pelajar Inggris Minta Pulang
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Sajid Javid sebelumnya mengatakan Shamima dapat menghadapi dakwaan jika kembali ke Negeri Ratu Elizabeth. Keluarga mengatakan mereka akan menerima investigasi atas tindakan Shamima di Suriah, yang sesuai dengan prinsip keadilan Inggris.
“Jika Anda berhasil kembali, Anda harus siap untuk diperiksa, diselidiki dan berpotensi dituntut,” tutur Javid.
Dia mengatakan akan melakukan berbagai langkah untuk menghentikan pendukung ISIS yang menjadi ancaman serius untuk Inggris. Beberapa di antaranya dengan menghapus kewarganegaraan Inggris mereka atau dikeluarkan dari negara itu.
Kepala Badan Intelijen MI6, Alex Younger, mengatakan dia juga khawatir mengenai ekstremis yang kembali ke Eropa. Menurut dia, mereka memiliki keterampilan dan koneksi yang membuat mereka berpotensi sangat berbahaya.
Terlebih lagi, dalam wawancaranya dengan Majalah Times, Shamima mengaku tidak menyesal kabur ke Suriah dan bergabung dengan ISIS. Bahkan, kata Shamima, dia tidak terganggu dengan kepala manusia yang dipenggal dan dimasukkan ke keranjang sampah.
Wawancara Shamima dengan Times yang mengungkapkan keinginannya kembali ke Inggris mendapat perhatian dunia. Pasalnya, wanita yang tengah mengandung sembilan bulan tersebut, mengatakan ingin kembali agar bayinya selamat.
Shamima yang tinggal di pengungsian di utara Suriah mengatakan telah menikah dengan ekstremis asal Belanda dan melahirkan tiga anak. Namun, dua anak Shamima meninggal dunia karena sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News