Keith Palmer, polisi yang tewas dalam teror di London (Foto: AFP).
Keith Palmer, polisi yang tewas dalam teror di London (Foto: AFP).

Keberanian Polisi Korban Teror London di Mata Orang Terdekatnya

Arpan Rahman • 23 Maret 2017 18:12
medcom.id, London: Para sahabat, rekan sejawat, dan anggota parlemen memberi hormat kepada Keith Palmer, polisi yang ditikam hingga tewas, saat menjaga Westminster dari seorang teroris.
 
Palmer, 48, anggota Polisi Metropolitan dalam komando pengamanan parlemen dan diplomatik sudah 15 tahun berdinas sebagai polisi. Sebagai seorang ayah dan suami, dia diketahui telah menjadi anggota dari Royal Artillery sebelum bergabung dengan kepolisian, tidak bersenjata ketika penyerang tunggal menyerbu ke arahnya, pada Rabu 22 Maret sore.
 
 
Anggota Parlemen asal Partai Konservatif James Cleverly, yang pernah bertugas bersama Palmer dalam ketentaraan, menyampaikan bela sungkawa kepada "lelaki penyayang" yang ia dikenal selama seperempat abad.
 
"Saya sudah kenal Keith selama 25 tahun. Kami bertugas bersama di Royal Artillery sebelum ia menjadi polisi," tulis Cleverly. 
 
"Seorang lekaki penyayang, sahabat. Saya berduka. Pikiran saya beserta keluarga, teman, dan kolega dari Keith Palmer. Seorang pria pemberani," sebutnya.
 
Tiga orang tewas dan 29 orang lainnya dirawat di rumah sakit setelah teroris tanpa pandang bulu melaju dengan sebuah mobil Hyundai menabrak para pejalan kaki di Westminster Bridge sebelum berusaha menyerbu ke dalam parlemen.
 
Kendaraannya melaju cepat ke arah Istana Westminster, dikemudikan dari jalan naik ke trotoar, lantas berhenti di depan pagar sebelah utara New Palace Yard, beberapa meter dari Big Ben dan berlawanan dari pintu masuk ke stasiun kereta Westminster. Penyerang kemudian menyerbu parlemen sambil menghunus sebilah pisau, dan Palmer, yang menjaga halaman istana, dengan fatal ditusuknya. 
 
Beberapa saat setelah itu, sang penyerang, yang berpakaian hitam, ditembak oleh petugas bersenjata lain dan tewas seketika karena luka-lukanya.
 
Kepala Polisi Metro Anti-Teror, Mark Rowley, mengatakan motivasi penyerang diasumsikan 'terkait jihad' dan dia telah merangsek masuk parlemen, tetapi berhasil dihentikan. Rowley katakan, Palmer "adalah seseorang yang baru selesai bertugas, hendak pulang pada akhir giliran jaga, dan ia berhak menangani kejadian."
 
Menjelaskan mengapa Palmer tidak bersenjata, Rowley berkata: "Tim pengamanan parlemen kami kombinasi petugas bersenjata dan tidak bersenjata melakukan peran yang berbeda, dan sayangnya petugas yang kehilangan nyawanya saat itu tidak bersenjata. Dia didukung oleh rekan-rekan bersenjata yang menembak dan membunuh penyerang."
 
 
Ken Marsh, ketua Federasi Kepolisian Metropolitan, mengatakan: "Kejadian ini amat disayangkan, menunjukkan bahaya yang dihadapi rekan-rekan kami setiap hari. Mereka menunjukkan keberanian yang luar biasa melindungi masyarakat."
 
Pada Kamis 23 Maret, seorang wanita yang mengaku mantan rekan sejawat Palmer, yang menyebut namanya Nina, memberi cerita bagaimana ia pernah diselamatkan dalam sebuah kecelakaan mobil.  "Saya tahu dia sangat baik, ia pernah menyelamatkan hidup saya pada kenyataannya," katanya kepada BBC. 
 
"Jadi saya hanya ingin menelepon untuk membiarkan semua orang tahu apa kebaikan orang ini," tuturnya. 
 
"Dia sudah menyelamatkan hidup saya dalam kecelakaan mobil saat bertugas ketika saya menjadi perwira polisi pada 2007. Saya saat itu penumpang dan dia salah satu polisi yang telah membantu menyelamatkan hidup saya. Saya berutang segalanya," ucapnya, pilu.
 
"Dia seorang ayah yang penyayang dan suami yang tercinta untuk istrinya. Dia menyenangkan, dia mudah tertawa, dia peduli. Saya tahu semua orang, ketika dia meninggal, mengapa mereka selalu mengatakan ia adalah orang yang menyenangkan, tapi dia memang benar begitu orangnya. Dan dia peduli dengan apa yang dia lakukan, dia benar-benar peduli tentang pekerjaannya," kata Nina, seperti disitir Guardian, Kamis 23 Maret 2017.
 
Politisi dari semua haluan di House of Commons juga memuji keperwiraan sang pemberani yang gugur demi melindungi mereka. Ketua komite urusan dalam negeri parlemen terpilih, Yvette Cooper, yang berada di parlemen ketika teroris menyerang, menyebut: "Terima kasih mantan Komandan Keith Palmer -- untuk keberanian Anda, banyak orang lain berutang nyawa dan keselamatan mereka."
 
Anggota Dewan dari Partai Buruh, Barry Gardiner, yang terperangkap dalam ruang terkunci dan memposting gambar polisi bersenjata bergerak melintasi parlemen, menebar tweet: "Naik ke tempat tidur masih hidup, aman, dan nyaman berkat Keith Palmer. Tuhan memberkati dia, keluarganya, dan semua orang yang tewas atau terluka. Teror tidak akan menang."
 
Geoffrey Cox asal Partai Konservatif menulis: "Sangat menyedihkan bahwa polisi berani, Keith Palmer, meninggal dalam baktinya kepada negara, mendarmakan tugasnya hari ini. Kita harus bangga mengenal orang ini."
 
Anggota Parlemen lain Chi Onwurah menulis tweet: "Ketika saya meninggalkan parlemen, seorang polisi minta maaf karena membuat kami menunggu. Tidak berlebihan, keberanian dan anugerah atas mereka yang melindungi kami. Terima kasih."
 
Dua warga tewas, termasuk seorang pria berusia pertengahan 50-an dan seorang wanita 40-an, menurut polisi. Dari 29 korban yang dirawat di rumah sakit, tujuh berada dalam kondisi kritis. Banyak lagi yang diyakini mengalami luka parah.
 
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan