Putin Tutup Sekolah Amerika di Moskow (Foto: Rex).
Putin Tutup Sekolah Amerika di Moskow (Foto: Rex).

Diplomat Rusia Diusir AS, Putin Tutup Sekolah Amerika di Moskow

Arpan Rahman • 30 Desember 2016 11:42
medcom.id, Moskow: Vladimir Putin mengambil langkah dramatis dengan menutup sekolah Anglo-American di Moskow hanya beberapa jam setelah Presiden Barack Obama mengumumkan sanksi baru yang keras terhadap Rusia.
 
Pemerintah Putin mengumumkan, pada Kamis 29 Desember, mereka menutup Anglo-American School of Moscow -- sebuah sekolah yang disewa oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada.
 
 
Sekitar 1.200 siswa dari 60 negara yang berbeda dididik di sekolah tersebut. Sebuah rumah liburan di Serebryany Bor -- dekat Moskow, yang digunakan oleh Kedubes AS juga akan ditutup. CNN melaporkan dan Daily Mail mengutipnya, Jumat (30/12/2016).
 
Keputusan ini muncul hanya beberapa jam setelah juru bicara Putin mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan langkah-langkah balasan atas sanksi baru Obama.
 
Diplomat Rusia Diusir AS, Putin Tutup Sekolah Amerika di Moskow
Presiden Rusia  Vladimir Putin dan Presiden Barack Obama (Foto: EPA).
 
 
Dmitry Peskov berkata kepada wartawan, Kamis, bahwa aksi itu sinyal bagi langkah 'tak terduga' Obama dan 'kebijakan luar negeri yang agresif.'
 
"Langkah-langkah dari pemerintah AS -- yang tinggal tiga pekan lagi berkuasa -- ditujukan pada dua hal: untuk lebih merusak hubungan Rusia-Amerika, yang sedang berada di titik rendah, serta, jelas, merupakan pukulan atas rencana kebijakan luar negeri dari pemerintah yang baru," kata Peskov.
 
Obama memberlakukan sanksi pada para pejabat dan intelijen Rusia sebagai balasan atas peretasan Rusia terhadap situs-situs politik Amerika dan akun email menjelang pemilihan November.
 
Peskov, pada Kamis, menegaskan bahwa Rusia tidak terlibat dalam peretasan.
 
 
 
Donald Trump menanggapi sanksi, seraya mengatakan: "Sudah waktunya negara kita beralih ke hal-hal yang lebih besar dan lebih baik."
 
Gema komentarnya telah mendapat publisitas dan melalui Twitter baik CIA dan FBI sudah sepakat bahwa Rusia terlibat dalam peretasan selama kampanye pemilu AS.
 
Namun Trump menambahkan, dia akan bertemu dengan para pejabat intelijen AS pekan depan 'untuk memperbarui fakta-fakta tentang situasi ini.'
 
Namun, kendati dikomentari Trump, Obama telah menemukan sekutu dalam Partai Republik yang menyetujui langkahnya.
 
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell menyatakan, sanksi itu 'langkah awal yang baik, namun terlambat datang.'
 
Dia kemudian melanjutkan dengan menuduh Obama memungkinkan Rusia untuk 'memperluas cakupan pengaruhnya', selama delapan tahun terakhir.
 
McConnell berkata, 'orang Rusia bukan teman-teman kita' dan menjanjikan bahwa Kongres akan meninjau tuduhan soal campur tangan Moskow dalam pemilu AS.
 
Dia menambahkan, Kongres akan 'bekerja untuk memastikan bahwa setiap serangan terhadap AS akan dibalas dengan tanggapan yang luar biasa.'
 
Dua senator asal Partai Republik John McCain dan Lindsey Graham juga mengatakan sanksi keras yang diumumkan oleh pemerintahan Obama sebagai 'harga kecil' bagi Rusia untuk membayar gangguan pemilu AS. Sembari menambahkan, mereka akan memimpin upaya di Kongres buat memberlakukan hukuman lebih kuat.
 
McCain dari Arizona, dan Graham dari Carolina Selatan, menyebut serangan siber Rusia pada pemilu 2016 sebagai satu 'serangan kurang ajar terhadap demokrasi Amerika'. Mereka mengatakan, tindakan pembalasan yang diumumkan Kamis oleh Obama sudah lama tertunda.
 
Para pejabat Rusia membantah tuduhan pemerintahan Obama bahwa pemerintah Putin terlibat pada rekayasa tingkat tinggi dalam percobaan untuk mempengaruhi pemilihan presiden AS.
 
Badan-badan intelijen AS telah menyimpulkan tujuan Rusia adalah untuk membantu Donald Trump menang -- penilaian yang telah ditentang Trump sebagai konyol.
 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan