Seperti dikutip dari laman Stuff.co.nz, Senin 4 Maret 2019, lebih dari 150 aparat terlibat dalam operasi penangkapan Di Lauro. Surat penangkapan terhadap Di Lauro telah dikeluarkan pemerintah Italia pada 2006, setelah dirinya berhasil melarikan diri dari operasi perburuan bertajuk "malam penuh borgol."
Menurut laporan media lokal, Di Lauro tidak melawan saat digerebek petugas. Dia diizinkan memeluk istrinya, kemudian membersihkan diri dan pergi dengan dikawal petugas.
Di Lauro dikenal sebagai F4 (quarto figlio), yakni anak keempat dari Paolo Di Lauro yang pernah menjadi bos sindikat mafia Camorra. Marco Di Lauro adalah buronan nomor dua paling dicari di Italia setelah Matteo Messina Denaro, yang sudah buron sejak 1993.
Paolo Di Lauro pernah menjadi kepala Camorra yang menguasai peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang di Scampia dan Secondigliano di Naples, tak jauh dari rumah tempat Marco ditangkap. Paolo ditangkap pada 2005.
Keluarga Di Lauro sempat terlihat konflik perebutan kekuasaan pada 2004, yang dikenal sebagai peristiwa "perseteruan Scampia." Dalam perebutan kekuasaan tersebut, sedikitnya 60 orang tewas dibunuh.
Pada 2016, kepolisian Italia berhasil menangkap Roberto Manganeillo. Dia dikenal sebagai salah satu bos besar di Camorra.
Selama ini Manganiello masuk dalam daftar "100 kriminal berbahaya di Italia". Pria berusia 35 tahun ini ditangkap saat tengah menonton pertandingan sepak bola.
Pada Sabtu 16 April 2016, Manganiello ditangkap di apartemennya saat tengah menonton pertandingan sepak bola antara Napoli melawan Inter Milan. Seorang petugas polisi menyamar sebagai pengantar pizza dan mengetuk pintu apartemen miliknya di Orta, Atella.
Tidak berlangsung lama, polisi langsung meringkus pria tersebut. Polisi menuduhnya menjalankan bisnis narkoba dan pemerasan. Menteri Dalam Negeri Italia kala itu, Angelina Alfano, menilai penangkapan tersebut sebagai kesukseskan aparat kepolisian.
Baca: Bos Mafia Sisilia Italia Ditangkap
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News