Pasokan makanan di Sudan Selatan relatif minim dari tahun ke tahun. Tapi tahun ini, situasi lebih buruk dari biasa karena beragam faktor, mulai dari rendahnya curah hujan, krisis ekonomi, hingga konflik bersenjata.
Dilansir dari laman Voice of America, PBB mengestimasi hampir tujuh juta warga Sudan Selatan, atau 61 persen dari total populasi, akan menghadapi level kelaparan akut dalam enam pekan ke depan.
Baca: Bencana Kelaparan, 5 Juta Warga Sudan Selatan Butuh Bantuan
Juru bicara WFP Herve Verhoosel mengatakan kepada VOA bahwa puluhan ribu dari jutaan warga Sudan Selatan masuk kategori paling rentan, terutama di beberapa daerah terpencil seperti Jonglei, Lakes dan Nile.
"Dua puluh satu ribu orang di Sudan Selatan berada dalam situasi yang sangat parah. Mereka butuh bantuan makanan sesegera mungkin," kata Verhoosel.
"Bantuan makanan sebenarnya diperlukan bagi hampir semua orang di negara tersebut. Pada akhir Juli nanti, situasinya akan sangat sulit bagi mereka semua," lanjut dia.
Verhoosel mengatakan puluhan ribu orang di beberapa daerah di Sudan Selatan mengalami kondisi seperti saat musibah kelaparan di benua Afrika bertahun-tahun lalu. Ia mengatakan WFP saat ini sedang berusaha sekuat tenaga untuk menyalurkan makanan ke 2,77 juta warga Sudan.
WFP berencana meningkatkan gelombang bantuan sehingga dapat mencapai lebih dari lima juta warga Sudan Selatan pada akhir tahun ini.
UNICEF dan beberapa mitra lainnya juga berencana meningkatkan bantuan, terutama untuk anak-anak yang terkena malnutrisi akut. Sementara FAO mengaku sedang menyalurkan berbagai jenis bibit makanan agar dapat ditanam di tengah kondisi cuaca saat ini di Sudan Selatan. FAO juga mengaku melatih petani Sudan Selatan teknik tertentu yang dapat meminimalisasi kerugian saat musim kemarau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News