Warga Sudan Selatan di Mayendit menanti bantuan makanan dari PBB, 23 Oktober 2015. (Foto: AFP/CHARLES LOMODONG)
Warga Sudan Selatan di Mayendit menanti bantuan makanan dari PBB, 23 Oktober 2015. (Foto: AFP/CHARLES LOMODONG)

Bencana Kelaparan, 5 Juta Warga Sudan Selatan Butuh Bantuan

Willy Haryono • 21 Februari 2017 13:32
medcom.id, Juba: Bencana kelaparan melanda Sudan Selatan. Sedikitnya 100 ribu warga negara di benua Afrika itu terancam mati kelaparan, dan hampir lima juta lainnya membutuhkan bantuan darurat. 
 
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan sebagian masyarakat Sudan Selatan berada dalam kondisi sekarat karena kekurangan makanan. Hal ini diakibatkan perang sipil berkepanjangan, krisis keimigrasian dan runtuhnya perekonomian negara. 
 
Organisasi World Food Programme (WFP) PBB dan organisasi lainnya menyerukan komunitas global untuk membantu Sudan Selatan. Dari 40 persen total warga Sudan Selatan yang terancam kelaparan, lebih dari satu jutanya adalah anak-anak.

"Ketakutan terbesar kami terjadi," kata Serge Tissot dari Organisasi Pertanian dan Makanan PBB, seperti disitat CNN, Senin 20 Februari 2017. 
 
"Banyak keluarga yang harus berjuang sekuat tenaga untuk dapat bertahan hidup," sambung dia. 
 
Perang sipil telah membuat masyarakat Sudan Selatan hanya memiliki sedikit pilihan. Untuk bertahan hidup, sebagian dari mereka bahkan harus mengais sisa-sisa makanan.
 
"Orang-orang telah terancam. Mereka bertahan hidup dengan mencari apa yang bisa mereka makan di rawa-rawa," tutur Emma Jane Drew, manajer program kemanusiaan dari Oxfam di Sudan Selatan. 
 
  Tragedi akibat Manusia
 
Drew mengatakan bencana kelaparan ini "terjadi akibat ulah manusia." Ia menyerukan semua pihak di Sudan Selatan untuk berhenti berperang agar bantuan kemanusiaan dapat disalurkan. 
 
George Fomiyen, juru bicara FAO PBB di Juba, mengatakan bencana kelaparan ini merupakan akumulasi selama bertahun-tahun. "Ini tidak terjadi tiba-tiba. Kekurangan makanan, kelaparan, malnutrisi, semakin memburuk sejak konflik meletus tiga tahun lalu," ungkap dia.
 
Fomiyen menyebut grup relawan kesulitan menyalurkan bantuan ke beberapa daerah konflik. "Anda harus berbicara dengan 10 hingga 15 orang lokal untuk mencapai suatu daerah. Anda tidak bisa datang begitu saja," ucap Fomiyen.
 
Pasokan makanan PBB untuk Sudan Selatan, menurut Fomiyen, akan habis tanpa adanya suntikan dana segar sekitar USD205 juta dalam enam bulan ke depan.
 
"Persediaan bisa habis pada akhir Juni. Kebutuhan makanan (di Sudan Selatan) sangat besar," pungkas Fomiyen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan