Perdana Menteri Lithuania Saulius Skvernelis berjanji akan segera mundur dari jabatannya usai kalah dari keduanya di posisi ketiga.
"Kegagalan melaju ke putaran kedua adalah semacam penilaian bagi diri saya sebagai seorang politikus," tutur Skvernelis kepada awak media, dikutip dari laman AFP, Senin 13 Mei 2019. Ia berjanji akan "mundur pada 12 Juli."
Simonyte, tokoh yang populer di kalangan pemilih menengah ke atas dan kaum urban, meraih 31,13 persen suara. Sementara Nauseda hanya kalah tipis di angka 30,95 persen.
Pendekatan populis terhadap kelompok miskin yang dilakukan Skvernelis hanya mampu meraih 19,72 persen suara. Simonyte, Nauseda dan Skvernelis adalah tiga teratas dari sembilan kandidat yang bersaing di pilpres Lithuania.
Dalam pilpres Lithuania kali ini, para kandidat menjadikan isu ketimpangan dan kemiskinan sebagai agenda utama semasa kampanye.
Lithuania berjuang menghadapi masalah menurunnya jumlah populasi dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan ini disebabkan emigrasi massal ke Eropa Barat untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Sekitar seperempat warga Lithuania hidup di bawah garis kemiskinan, dengan pendapatan hanya sekitar 300 euro atau berkisar Rp4,8 juta.
Semua capres Lithuania mendukung keanggotaan UE dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai benteng dalam menghadapi Rusia. Sejak intervensi Rusia terhadap Ukraina pada 2014, sejumlah negara Baltik -- termasuk Lithuania -- khawatir mengalami nasib serupa.
Baca: Ketimpangan Jadi Isu Utama dalam Pilpres Lithuania
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News