Kementerian Luar Negeri Inggris diperkirakan mulai menerbangkan kembali warga Inggris yang masih terjebak di Wuhan di Provinsi Hubei. Namun pesawat untuk membawa mereka pulang tidak dapat lepas landas.
Dipahami bahwa izin yang diperlukan dari otoritas Tiongkok belum dipenuhi, meskipun pemerintah lain termasuk Amerika Serikat (AS) dan Jepang sudah dapat mengevakuasi ratusan warga negara mereka sendiri.
Dalam sebuah pernyataan, Juru Bicara Kemenlu Inggris berkata: "Kami melakukan segala yang kami bisa untuk membuat orang-orang Inggris di Wuhan kembali dengan selamat ke Inggris. Sejumlah penerbangan negara lain juga tidak dapat lepas landas sesuai rencana.
"Kami terus bekerja secepatnya untuk mengatur penerbangan ke Inggris sesegera mungkin. Kami tetap berhubungan erat dengan pihak berwenang Tiongkok dan percakapan sedang berlangsung di semua tingkatan," serunya, dinukil dari Sky News, Kamis 30 Januari 2020.
Begitu mereka melakukan perjalanan kembali ke Inggris, Sky News mengetahui bahwa para penumpang harus menyetujui periode isolasi 14 hari dan menerima perawatan apa pun yang direkomendasikan oleh para ahli.
Sementara tidak ada vaksin untuk virus korona, yang telah melampaui wabah SARS Tiongkok tahun 2002 dan 2003, sejumlah negara di seluruh dunia melakukan semua yang mereka bisa supaya membatasi penyebarannya.
Jumlah kematian terus meningkat di Tiongkok, sekarang mencapai 170, dengan 7.783 kasus yang dikonfirmasi, termasuk yang pertama di Tibet -- yang berarti semua wilayah dan provinsi sekarang terkena dampaknya.
Sebagian besar kasus yang dikonfirmasi terjadi di Hubei, di mana beberapa kota tetap dikunci. Tetapi dampak wabah telah menjadi lebih banyak dirasakan di seluruh Negeri Tirai Bambu, pekan ini.
Pada Kamis, retail IKEA mengatakan akan menutup semua 30 tokonya di Tiongkok dan Asosiasi Sepak Bola Tiongkok mengumumkan pertandingan domestik telah ditunda tanpa batas waktu. Kejuaraan Indoor Atletik Dunia di Nanjing juga telah ditunda hingga Maret 2021.
Komite Kesehatan Nasional Tiongkok hanya melaporkan 26 kasus di seluruh Hong Kong, Makau, Taiwan, dan Tibet, meskipun hal itu tidak mencegah tingkat kepanikan di antara penduduk setempat.
Warga di Hong Kong telah membentuk antrian yang sangat besar untuk membeli masker pelindung, dan di Makau batas pembelian diberlakukan untuk memastikan mereka tidak menjual terlalu cepat. Meskipun ada relatif sedikit kasus di luar daratan Tiongkok dan wilayahnya, negara-negara lain tetap waspada.
Singapura mengonfirmasi tiga pasien virus korona baru pada Kamis, sehingga totalnya menjadi 10. Sementara ada tujuh kasus di Australia, lima di AS, dan empat masing-masing di Korea Selatan, Prancis, Jerman, dan UEA.
Kanada memiliki tiga kasus yang dikonfirmasi, Vietnam dua kasus, dan pejabat kesehatan telah melaporkan hanya satu kasus di masing-masing Kamboja, Nepal, Finlandia, Zambia, dan Sri Lanka.
Banyak pemerintah menyarankan warganya agar tidak bepergian ke Tiongkok, maskapai penerbangan termasuk British Airways (BA) dan maskapai Jerman Lufthansa telah mulai menangguhkan penerbangan ke daratan Tiongkok.
BA mengoperasikan penerbangan harian ke Shanghai dan Beijing dari Heathrow tetapi telah membatalkan layanan hingga 31 Januari, dan tidak ada pemesanan yang dilakukan untuk penerbangan langsung ke daratan sampai 1 Maret.
Siapa pun yang telah kembali ke Inggris dari Wuhan dalam beberapa pekan terakhir telah didesak supaya "mengasingkan diri" selama dua pekan, meskipun Kementerian Kesehatan mengatakan 130 tes yang dilakukan pada pasien potensial, hasilnya kembali negatif.
Meskipun tindakan pencegahan diberlakukan di seluruh dunia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) enggan menyatakan keadaan darurat kesehatan masyarakat internasional. Tetapi akhirnya bisa membuat seruan selama pertemuan komite darurat pada Kamis.
Dr Michael Ryan, direktur eksekutif di program darurat kesehatan WHO, berkata pada Rabu: "Seluruh dunia harus waspada sekarang, seluruh dunia perlu mengambil tindakan dan siap untuk setiap kasus yang datang, baik dari pusat wabah asli atau dari episenter lain yang menjadi berkembang."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News