Penangkapan tersebut dilakukan oleh Pasukan Operasi Khusus Ukraina (SSO), yang berhasil menangkap tentara Korea Utara yang diduga terlibat dalam pertempuran di pihak Rusia.
Operasi ini juga menghasilkan sejumlah keberhasilan lainnya, termasuk penyitaan kendaraan lapis baja Rusia tipe BTR-82 yang dilengkapi perlindungan anti-kumulatif, senjata, dan dokumen militer.

Gambar: Dokumen tahanan-tahanan tentara Korut di Ukraina. (Telegram Warshall 18+)
"Kelompok SSO melaksanakan operasi untuk menghancurkan musuh di sektor Kursk. Selain menyelesaikan misi dengan sukses, mereka juga mendapatkan trofi berupa tahanan, termasuk seorang tentara bayaran asal Korea, serta BTR," demikian pernyataan yang dikutip dari lapor Militarnyi.
Informasi tersebut telah dikonfirmasi oleh Badan Intelijen Korea Selatan
"Melalui informasi real-time yang kami bagikan dengan sekutu intelijen, telah dipastikan bahwa seorang tentara Korea Utara yang terluka telah ditangkap," kata Badan Intelijen Nasional Korea Selatan dalam pernyataan resmi mereka.
Kabar tentang keterlibatan tentara Korea Utara dalam konflik ini sebenarnya sudah mencuat sejak awal Desember 2024. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada 14 Desember mengonfirmasi keberadaan pasukan Korea Utara di Oblast Kursk.
Sebelumnya, intelijen Ukraina mengungkap bahwa pasukan Korea Utara telah berada dalam kondisi siaga tinggi sejak 13 Desember.
"Mereka memiliki banyak korban. Sangat banyak. Kami melihat militer Rusia dan pengawas Korea Utara tidak peduli dengan kelangsungan hidup orang-orang ini," kata Zelensky dalam pidatonya, menyoroti minimnya perlindungan yang diberikan kepada tentara Korea Utara.
Penangkapan ini disertai dengan bukti-bukti tambahan, seperti dokumen militer berbahasa Rusia yang ditemukan pada tentara Korea Utara. Dokumen tersebut menunjukkan data yang tidak konsisten, seperti nama-nama yang diindikasikan berasal dari Rusia.
Tentara Korea Utara yang ditangkap dilaporkan mengalami luka-luka saat penangkapan. Presiden Zelensky juga mengungkapkan bahwa beberapa tahanan perang Korea Utara yang terluka parah meninggal setelah ditangkap.
"Para tentara ini sangat terluka dan tidak bisa diselamatkan," ujar Zelensky dalam pernyataan pada 27 Desember 2024.
Foto dan video yang diunggah melalui kanal Telegram Warshal menunjukkan momen penangkapan ini, yang juga telah dikonfirmasi oleh berbagai sumber militer internasional.
Sebelumnya, laporan dari Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Ukraina menyebutkan bahwa sebanyak 10.000 hingga 12.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke Rusia untuk mendukung operasi militer di wilayah tersebut.
Dalam beberapa minggu terakhir, pasukan Korea Utara dilaporkan telah melancarkan berbagai serangan frontal terhadap pasukan Ukraina di Oblast Kursk. Intelijen Ukraina melaporkan lebih dari 3.000 tentara Korea Utara tewas atau terluka di Kursk.
Rusia juga diduga menggunakan taktik ekstrem untuk menyembunyikan identitas para tentara yang tewas, termasuk membakar jenazah mereka.
"Rusia mencoba... benar-benar membakar wajah para tentara Korea Utara yang tewas di medan perang," ujar Zelensky dalam pernyataannya di platform X pada 17 Desember 2024.
Sementara itu, Korea Utara dilaporkan memanfaatkan perang ini untuk mendapatkan pengalaman tempur dan memodernisasi kemampuan perang konvensional mereka.
Menurut Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, Pyongyang juga memasok peluncur roket 240mm dan artileri otomatis 170mm kepada Rusia sebagai bagian dari perjanjian pertahanan strategis mereka.
Belum ada respons dari Korea Utara dan Rusia ketika berita ini disusun.
Baca Juga:
Gedung Putih: 1.000 Tentara Korut Tewas atau Terluka di Kursk Rusia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News