Kru dan penumpang di kapal bernama The Alex dipantau ketat polisi di area pelabuhan. Mereka semua tidak dibolehkan turun hingga ada instruksi lebih lanjut dari pemerintah pusat Italia.
The Alex, kapal milik organisasi relawan Mediterranea, mengaku terpaksa berlabuh karena para kru dan penumpang sudah tidak dapat bertahan lagi di tengah "kondisi kebersihan yang memprihatinkan."
Alessandra Sciurba, juru bicara Mediterranea, mengatakan bahwa larangan turun dari kapal merupakan "bentuk kekejaman yang tidak perlu" dari pemerintah Italia.
"Ada banyak orang yang sudah hampir tumbang, toilet kapal juga tidak berfungsi," ungkap Sciurba, dilansir dari laman BBC, Sabtu 7 Juli 2019.
"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi. Kami berasa sudah seperti korban penculikan," lanjutnya.
Sementara itu, sebuah kapal bernama The Alan Kurdi milik organisasi Sea-Eye, saat ini sedang berada di perairan internasional di luar Lampedusa. Kapal tersebut diketahui mengangkut 65 imigran.
Italia adalah salah satu negara tujuan utama bagi imigran yang ingin mencapai Eropa. Sebagian besar imigran tersebut berasal dari Libya.
Sindikat penyelundup manusia sering mengirim para imigran itu dengan perahu karet atau kapal yang tidak layak berlayar. Hal tersebut sering memicu insiden mematikan di tengah laut.
Baca: Tabrak Patroli Italia, Kapten Kapal Imigran Ditangkap
Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini menegaskan dirinya tidak akan lagi mengizinkan imigran turun dari kapal.
"Pemerintah Jerman menuliskan sebuah surat kepada saya, meminta agar pelabuhan dibuka kembali agar para imigran dapat turun dari kapal mereka," sebut Salvini.
"Jawaban saya adalah tidak, tidak dan tidak," sambungnya via tayangan live di Facebook.
Tahun lalu, Salvini menutup sejumlah pelabuhan Italia bagi kapal pengangkut imigran. Italia juga memberlakukan denda bagi siapapun yang berlayar di perairannya tanpa izin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News