Penyerangan yang terjadi pada Rabu 22 Maret kemarin menewaskan sekitar lima orang dan melukai 40 lainnya. Menurut laporan, setidaknya 11 warga negara asing turut menjadi korban luka.
"London masih siap waspada statusnya sekarang di daerah-daerah rawan," kata Dea Meilisty Dilista, seorang WNI yang sedang menuntut ilmu di London, ketika dihubungi Metrotvnews.com, Sabtu 25 Maret 2017.
"Petugas kepolisian juga ditambah untuk siap siaga di daerah-daerah tertentu. Masyarakat London saat ini sedang ramai untuk berkampanye #WestandTogether," lanjut mahasiswi jurusan psikologi University of College London ini.
Baca: Polisi Tangkap Dua Tersangka Lagi Terkait Teror London
Sementara, untuk klaim dari ISIS sendiri, hingga saat ini belum dikonfirmasi oleh kepolisian maupun pemerintah Inggris. Pasalnya, tak ditemukan unsur terorisme dari sang pelaku penyerangan.
Di setiap serangan di berbagai negara, ISIS memang kerap mengklaim bahwa serangan itu adalah ulah mereka. Namun, tidak di setiap serangan bisa dipastikan adalah ulah ISIS.
Menurut Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhamad Iqbal, hingga saat ini tidak ada laporan WNI yang menjadi korban dari insiden tersebut.
"KBRI London telah melalukan komunikasi dengan otoritas di London dan informasi yang diperoleh dari Diplomatic Protection Group, Kementerian Luar Negeri Inggris menyebutkan bahwa sejauh ini tidak ada korban WNI," kata Iqbal melalui keterangan tertulisnya.
KBRI London menghimbau agar WNI dapat mengikuti anjuran pihak Kepolisian Inggris (Metropolitan Police) untuk menghindari kawasan Parliament Squre, Whitehall, Westminster dan Lambeth Bridge, Victoria Street hingga perempatan Broadway dan Victoria Embankment.
"Bagi WNI yang sedang berada di London agar tetap menjaga hubungan komunikasi dengan rekan WNI dan menghindari perjalanan di daerah tersebut di atas," sebut imbauan yang dikeluarkan oleh KBRI London.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News