Menlu Jerman Heiko Maas di Kabul, Afghanistan, 11 Maret 2019. (Foto: AFP/WAKIL KOHSAR)
Menlu Jerman Heiko Maas di Kabul, Afghanistan, 11 Maret 2019. (Foto: AFP/WAKIL KOHSAR)

Jerman Khawatir Brexit Berakhir Tanpa Perjanjian

Willy Haryono • 13 Maret 2019 08:29
Berlin: Jerman menilai kemungkinan terjadinya Brexit tanpa perjanjian apapun semakin besar. Ini didasarkan pada penolakan kali kedua oleh parlemen Inggris atas perjanjian Brexit yang sudah dinegosiasikan Perdana Menteri Theresa May dengan Uni Eropa.
 
Brexit, atau Britain Exit, adalah istilah untuk keluarnya Inggris dari keanggotaan UE.
 
"Dengan adanya keputusan (parlemen) ini, kita sudah semakin mendekat ke skenario 'tidak ada perjanjian,'" ujar Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, seperti dilansir dari laman AFP, Selasa 12 Maret 2019.

Maas menilai terulangnya penolakan perjanjian Brexit ini membuat pemerintah Inggris seolah "mempertaruhkan nasib warga dan perekonomian negara secara ugal-ugalan."
 
"Saat ini yang bisa saya katakan adalah, jerman sedang mempersiapkan kemungkinan terburuk sebaik mungkin," ungkap Maas.
 
Meski menyayangkan keputusan parlemen House of Commons, dia berharap Inggris nantinya dapat berpisah dari UE tanpa terjadi "kekacauan" apapun.
 
House of Commons menolak perjanjian Inggris dengan suara 391-242. Perjanjian tetap ditolak meski PM May telah mendapatkan beberapa jaminan dari Uni Eropa mengenai sejumlah elemen krusial Brexit.
 
Penolakan berisiko memicu kekacauan ekonomi, karena Inggris harus melepaskan keanggotaan dari Uni Eropa -- mitra dagang terbesar sejak 46 tahun -- pada 29 Maret mendatang.
 
Berbicara di hadapan anggota parlemen, PM May bertekad akan terus berjuang meski "menentang" penolakan perjanjian untuk kali kedua ini.
 
"Perjanjian yang sudah dinegosiasikan ini adalah hasil terbaik. Ini satu-satunya kesepakatan yang ada," ujar PM May, beberapa saat usai pemungutan suara di House of Commons di London.
 
PM May akan mengizinkan para anggota parlemen kembali menggelar pemungutan suara mengenai opsi "tidak ada perjanjian" pada Rabu 13 Maret. Jika itu ditolak juga, dan kemungkinan demikian, maka PM May akan memutuskan pada Kamis mendatang untuk meminta UE memperpanjang tenggat waktu Brexit.
 
Sebelumnya, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik menegaskan Brexit bukan perkara hidup mati negaranya. Setelah Brexit berakhir nanti, Dubes Moazzam menilai Inggris masih akan tetap menjadi salah satu negara besar di dunia dengan keunggulan di berbagai bidang.
 
Baca: Parlemen Inggris Kembali Tolak Perjanjian Brexit
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan