Beberapa jam setelah berjaya dalam pemilihan umum akhir pekan lalu, Abela juga berjanji akan memperoleh kepercayaan rakyat yang tidak menggunakan hak pilihnya.
Tingkat partisipasi dalam pemilu Malta kali ini merupakan yang terendah sejak kemerdekaannya pada 1960. Rekor jumlah pemilih terendah tersebut tercatat di angka 85,5 persen.
Partai Abela, Partai Buruh, unggul dengan perolehan 55,1 persen suara atas atas Partai Nasionalis (PN) yang mendapatkan 41,7 persen.
Janji mencabut pembatasan merupakan tindakan pertama Abela sebagai pemimpin partai dan perdana menteri setelah menggantikan Joseph Muscat, yang mengundurkan diri awal 2020 lalu.
Dalam pidatonya, Abela berjanji akan terus mencari saran para ahli terkait pandemi. Namun, perjalanan yang telah ditempuh Malta menuju pencabutan pembatasan Covid-19 akan dilanjutkan sesuai rencana. Keputusan itu disebut Abela didorong banyaknya kesulitan yang dialami warga selama pandemi.
Baca: Pertama di UE, Malta Larang Masuk WNA yang Belum Divaksinasi
Terkait isu legislatif, Abela bertekad mempertahankan upaya pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dengan berlandaskan keberlanjutan. Ia juga berencana meningkatkan investasi di bidang pendidikan, penciptaan lapangan kerja, karier berkualitas dan penekanan khusus pada sektor lingkungan. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News