Rangkaian aksi provokatif tersebut memicu kemarahan warga setempat, dan kerusuhan pun meletus pada Kamis malam. Terlepas dari provokasi nyata tersebut, sejumlah media Barat menyebut kerusuhan di Amsterdam ini sebagai bentuk antisemitisme, istilah untuk kebencian terhadap Yahudi.
Kantor berita Reuters menuliskan headline “Amsterdam bans protests after 'antisemitic squads' attack Israeli soccer fans,” yang memberitakan larangan melakukan unjuk rasa usai massa antisemitisme menyerang fans klub sepak bola Israel.
Media BBC menuliskan headline “We must not turn blind eye to antisemitism, says Dutch king after attacks on Israeli football fans,” yang mengutip pernyataan Raja Belanda mengenai antisemitisme dan serangan terhadap suporter klub Israel di negaranya.
The Telegraph juga mengutip pernyataan Raja Belanda lewat judul “We failed Jews during football attacks as we did under Nazis, says Dutch king,” yang menyoroti penyesalan Raja Belanda mengenai kegagalannya melindungi Yahudi seperti di era Nazi.”
Sementara CNN asal Amerika Serikat (AS) menghadirkan beberapa video dengan judul “Videos show violent attacks on Israeli soccer fans,” yang menekankan pada terjadinya ‘serangan brutal’ warga setempat terhadap fans sepak bola Israel.
Dalam kerusuhan di Amsterdam ini, lima orang mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit, dengan beberapa lainnya hanya menderita luka ringan. Setidaknya 62 orang telah ditangkap usai kerusuhan.
Sementara para suporter Maccabi Tel Aviv yang memicu kerusuhan dievakuasi dari Belanda dengan menggunakan dua pesawat yang dikirim pemerintah Israel.
Baca juga: Kronologi Serangan Fans Sepakbola Israel vs Pro-Palestina di Belanda
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News