"Adapun upaya untuk membentuk 'pengadilan', mereka tidak akan memiliki legitimasi, tidak akan diterima oleh kami dan akan dikutuk oleh kami," kata juru bicara Dmitry Peskov dalam konferensi pers di Moskow, dalam kutipan Anadolu Agency, Kamis, 1 Desember 2022.
Pernyataan itu muncul sehari setelah Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengusulkan pengadilan khusus untuk mengadili kejahatan Rusia di Ukraina, dimana Moskow memulai operasi militer khusus Februari ini.
Dia juga menyerukan untuk menyita aset swasta dan negara Rusia yang dibekukan untuk kompensasi ke Ukraina atas kerusakan yang ditimbulkannya di negara tetangga. Von der Leyen mengatakan serikat pekerja telah memblokir €300 miliar cadangan Bank Sentral Rusia dan telah membekukan €19 miliar uang oligarki Rusia.
Peskov mengatakan, Rusia juga telah mengumpulkan bukti kejahatan rezim Kyiv sejak 2014. Mengenai pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bahwa Ukraina pertama-tama harus fokus untuk tetap menjadi negara yang berdaulat dan merdeka daripada menjadi anggota aliansi.
"Tidak mungkin ini berarti semacam pencerahan di pihak aliansi, "tutur Peskov.
"Tidak, aliansi masih memaksakan perang terhadap rezim Ukraina, aliansi masih lebih memilih untuk bertempur sampai Ukraina terakhir. Aliansi masih memompa Ukraina dengan senjatanya, dengan demikian, tentu saja, memperpanjang perang," tambahnya. (Mustafidhotul Ummah)
Baca: Sekjen NATO Sebut Pintu Aliansi Terbuka bagi Ukraina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id