Sementara itu, Biden akan bertolak ke New Delhi, India untuk menghadiri KTT G20. Ia bahkan akan berada di India pada 7-10 September, dua hari sebelum pertemuan pemimpin 20 negara ekonomi terbesar dunia tersebut.
KTT AS-ASEAN mengakhiri pertemuan resmi tingkat tinggi antara Amerika Serikat dan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang diikuti oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bulan lalu. KTT Asia Timur merupakan forum regional yang diadakan setiap tahun oleh ASEAN. Mitra-mitranya termasuk AS, Tiongkok, dan Rusia.
Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan menolak kritik bahwa dengan tidak hadirnya Biden di KTT ASEAN secara langsung, berarti AS menyerahkan pengaruhkan di kawasan kepada Tiongkok.
Kritik yang sama dilontarkan kepada sang presiden pada Mei lalu, usai ia membatalkan kunjungan pertama presiden AS ke Papua Nugini.
“Saya akan menempatkan rekor pencapaian dan keterlibatan kami di Indo Pasifik dibandingkan dengan presiden Amerika mana pun (dan) negara mana pun di dunia,” kata Sullivan, dilansir dari Voice of America (VOA), Kamis, 24 Agustus 2023.
Dia menguraikan keterlibatan Biden dengan para pemimpin regional, termasuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak trilateral dengan Korea Selatan dan Jepang minggu lalu, menghadiri G7 dan KTT Pemimpin Quad di Hiroshima pada Mei, dan menjadi tuan rumah KTT AUKUS pada Maret dengan para pemimpin Australia dan Inggris.
“Dia menghadiri KTT Asia Timur pertama secara virtual dan KTT Asia Timur tahun lalu secara langsung,” kata Sullivan.
“Dia telah mengirim wakil presidennya ke Asia Tenggara dua kali, dan ini akan menjadi perjalanan ketiganya ke sana dan melakukan investasi besar di ASEAN sebagai sebuah institusi dan sentralitas ASEAN,” tambahnya.
Pemerintahan Trump memang telah memperkuat hubungan dengan pemain-pemain kunci di Indo-Pasifik, termasuk Jepang, Korea Selatan, Filipina, Australia, dan India.
Semuanya mendapat imbalan berupa diplomasi tatap muka dengan Biden – Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dan Perdana Menteri India Modi semuanya telah melakukan kunjungan ke Gedung Putih awal tahun ini.
Sedangkan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dijadwalkan akan melakukan kunjungan kenegaraan pada Oktober mendatang.
“Negara-negara ini mempunyai satu kesamaan: Mereka melakukan penyeimbangan secara lebih terbuka terhadap Tiongkok,” kata Zack Cooper, peneliti senior di American Enterprise Institute.
Ketidakhadiran Biden pada KTT Asia Timur dan ASEAN menunjukkan kepada kawasan bahwa Washington memperlakukan negara-negara yang terpecah menjadi dua kelompok, yakni negara-negara yang bekerja sama dengan AS untuk melawan Tiongkok dan negara-negara yang lebih memilih otonomi lebih besar.
“Kelompok terakhir akan melihat langkah diplomatik ini sebagai kesan bahwa mereka adalah pemain lapis kedua dari sudut pandang Amerika,” katanya.
“Menempatkan Indonesia dalam situasi seperti ini adalah keputusan yang sangat aneh, mengingat Indonesia adalah pemain regional yang besar dan penting," lanjutnya.
Biden mungkin bertujuan untuk menambahkan negara lain ke dalam tingkat pertama, yaitu Vietnam. Dia dilaporkan sedang berupaya mencapai kesepakatan untuk mengangkat derajat negara melalui kemitraan strategis yang dapat berarti peningkatan kerja sama militer dan pasokan senjata AS.
Gedung Putih belum mengumumkan kunjungannya ke Hanoi, tetapi awal bulan ini, Biden mengatakan dia akan segera mengunjungi Vietnam. Namun, kemungkinan besar kunjungan ke Vietnam akan dilakukan usai pertemuan G20 di India.
Baca juga: Jokowi: Kehadiran Joe Biden di KTT ASEAN Masih Proses
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News