Havana: Pemerintah Kuba membantah laporan berita Amerika Serikat (AS) terkait kesepakatan Havana dan Beijing untuk mendirikan pangkalan mata-mata Tiongkok di negara mereka. Kabarnya, pangkalan itu tidak jauh dari pantai Amerika.
Wakil Menteri Luar Negeri Kuba Carlos Fernandez de Cossio mengatakan laporan The Wall Street Journal dan CNN itu "bohong dan tidak berdasar". Gedung Putih juga menyebut mereka tidak akurat.
Laporan itu mengatakan Beijing dan Havana telah menandatangani perjanjian rahasia untuk fasilitas penyadapan elektronik Tiongkok yang akan didirikan di pulau Karibia yang dapat memantau komunikasi di seluruh AS tenggara.
Wilayah tersebut mencakup markas Komando Pusat dan Selatan AS, keduanya di Florida.
De Cossio mengatakan, Kuba menolak semua kehadiran militer asing di Amerika Latin, "termasuk banyak pangkalan dan pasukan AS".
"Fitnah semacam ini sering dibuat oleh pejabat AS," katanya, dilansir dari AFP, Jumat, 9 Juni 2023.
Baca juga: AS Kecam Agresivitas Militer Tiongkok usai Insiden di Selat Taiwan
Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mencirikan cerita Journal sebagai tidak akurat.
"Saya telah melihat laporan pers itu. Itu tidak akurat," kata Kirby.
"Yang bisa saya katakan adalah bahwa kami telah prihatin sejak hari pertama pemerintahan ini tentang aktivitas pengaruh Beijing di seluruh dunia, tentunya di belahan bumi ini dan di kawasan ini," lanjut Kirby.
"Kami mengawasi ini dengan sangat cermat," tambahnya.
Juru bicara Pentagon Pat Ryder juga menyebut laporan Journal itu tidak akurat.
"Kami tidak mengetahui Tiongkok dan Kuba mengembangkan jenis stasiun mata-mata apa pun," kata Ryder.
"Hubungan yang dimiliki kedua negara itu adalah sesuatu yang terus kami pantau," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id