Dikutip dari Al Jazeera, Jumat, 26 April 2024, polisi menangkap lebih dari 100 pedemo di Columbia University pekan lalu. Di South Carolina University, polisi menangkap 90 orang pada Rabu malam, diduga karena mereka masuk tanpa izin.
Sementara di Harvard University, kampus telah mengunci sebagian besar gerbang di Harvard Yard. Namun, sebuah kamp masih didirikan.
Paling banyak pedemo ditangkap di New York University. "Polisi mengatakan, 133 pengunjuk rasa telah ditahan pada Rabu, 24 April kemarin," lapor Al Jazeera.
Sejumlah kampus yang masih melakukan demo hingga saat ini, antara lain Yale University, City College of New York, California State Polytechnic University Humboldt, George Washington University dan lainnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin agar protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat (AS) ditindaklanjuti. Ia merasa gerah karena mendapat kecaman dari berbagai pihak.
"Apa yang terjadi di kampus-kampus Amerika sungguh mengerikan," kata Netanyahu dalam sebuah rekaman. Ia menuduh 'gerombolan antisemitisme' mengambil alih universitas-universitas terkemuka.
Padahal tuntutan para pedemo jelas, yakni agar perang di Gaza dapat berhenti. Dan Palestina beroleh kemerdekaan.
"Ini tidak masuk akal. Harus dihentikan. Harus dikutuk dan dikutuk dengan tegas," katanya.
Pengunjuk rasa pro-Palestina menyerukan gencatan senjata dan meminta universitas-universitas mereka melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel. Lusinan mahasiswa telah diracuni, diskors oleh universitas dan ditangkap oleh polisi.
Baca juga: Makin Banyak Universitas di AS Lakukan Demo Pro-Palestina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News