"Saya mengungkapkan rasa terima kasih bahwa vaksin telah membantu masyarakat dalam melawan (Covid-19). Namun, saya menggunakan pilihan kata yang buruk, jadi saya minta maaf," tutur Sajid, dilansir dari AFP, Senin, 26 Juli 2021.
Ia mengunggah pernyataan kontroversial itu di Twitter. Dalam cuitannya, Sajid mendesak masyarakat yang belum atau tidak terinfeksi Covid-19 untuk tidak "meringkuk ketakutan." Karena, kata dia, nantinya masyarakat Inggris akan hidup berdampingan dengan Covid-19.
Pernyataannya mendapat kritikan tajam dan dianggap tidak menghormati mereka yang terinfeksi atau meninggal akibat Covid-19.
"Sebanyak 129 ribu orang yang meninggal tidak 'meringkuk' ketakutan. Mereka berjuang untuk hidup," tulis anggota parlemen Partai Buruh Yvette Cooper.
Inggris kembali harus menghadapi gelombang virus lain karena varian Delta yang menular. Angka infeksi dan kemarian kembali meningkat usai digelarnya Euro 2020.
Meski demikian, angka kematian dan rawat inap masih jauh lebih rendah dari gelombang sebelumnya. Ini disebabkan upaya vaksinasi yang dinilai relatif berhasil.
Inggris telah mencabut sebagian besar aturan Covid-19 pada 19 Juli lalu. Pembatasan dicabut meski sejumlah pakar mengingatkan langkah tersebut dapat memicu konsekuensi berbahaya, termasuk lonjakan kasus harian Covid-19.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson -- yang menjalani isolasi mandiri usai menteri kesehatan Sajid Javid positif Covid-19 -- meminta masyarakat untuk tetap waspada. Ia juga meminta warga Inggris yang belum divaksinasi untuk segera melakukannya.
Baca: Inggris Cabut Sebagian Besar Pembatasan Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id