Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. (John THYS / AFP)
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. (John THYS / AFP)

Kerajaan Belanda dan 250 Tahun Sejarah Perdagangan Budak

Medcom • 21 Desember 2022 12:45
Amsterdam: Perdana Menteri Belanda Mark Rutte telah secara resmi meminta maaf atas peran yang dimainkan negaranya dalam praktik perbudakan di beberapa koloni selama 250 tahun.
 
Selama berabad-abad, negara Belanda dan perwakilannya telah memungkinkan serta mendorong perbudakan dan mengambil keuntungan dari praktik tersebut.
 
"Benar bahwa tidak seorang pun yang hidup hari ini menanggung kesalahan pribadi atas perbudakan. Namun, negara Belanda memikul tanggung jawab atas penderitaan luar biasa yang telah dilakukan terhadap mereka yang diperbudak dan keturunan mereka," ucap PM Rutte.

Mengutip dari laman TRT World, Selasa, 20 Desember 2022, berikut sekelumit fakta mengenai keterlibatan Belanda dalam perdagangan budak: 

'Zaman Keemasan' dalam kolonialisme Belanda

Keterlibatan Belanda dalam perbudakan berjalan seiring dengan perluasan kepentingan kolonial dan perdagangannya di seluruh dunia pada abad ke-17, yang disebut di Belanda sebagai Zaman Keemasan. Setelah pendirian perusahaan perdagangan Dutch East India Company (VOC) pada 1602 dan Dutch West India Company (WIC) beberapa tahun kemudian, perdagangan, termasuk budak, berkembang pesat. 
 
Belanda dan kota-kotanya seperti Amsterdam menjadi sangat kaya, dan kekayaan sangat membantu mendanai ledakan seni dan budaya yang menghasilkan seniman seperti Rembrandt.
 
Peristiwa signifikan pertama Belanda terkait perbudakan dimulai pada 1634, ketika seribu budak awal diculik dari Gold Coast (sekarang Ghana) ke Brasil oleh WIC untuk bekerja di perkebunan. Pada tahun yang sama, WIC merebut Curacao, yang dengan cepat menjadi pusat perdagangan budak. Pada 1667, Belanda merebut Suriname di pantai timur laut Amerika Selatan, yang berkembang menjadi koloni perkebunan dan sangat bergantung pada tenaga kerja budak dari Afrika. 
 
Sekitar 200.000 budak dibawa ke Suriname, dan total sekitar 650.000 ke Dunia Baru.

Perbudakan sampai ke Indonesia

Keterlibatan Belanda dalam perdagangan budak di Samudra Hindia dan Asia kurang diteliti dengan baik. Sebagian besar budak Belanda dibawa ke Cape Town dari Madagaskar modern. Sementara di Hindia Belanda, saat ini adalah negara Indonesia, perdagangan budak berkembang pesat dengan orang-orang yang ditangkap dari anak benua India.
 
Baca:  Indonesia Harus Minta Penjelasan Belanda Soal 'Pembinasaan' Masyarakat

Penghapusan perbudakan

Belanda adalah salah satu negara terakhir yang menghapus perbudakan pada 1 Juli 1863. Namun, butuh satu dekade lagi di Suriname karena harus ada transisi wajib 10 tahun, dan banyak budak harus terus melayani tuannya sampai 1873. Sejumlah kelompok di Belanda mengatakan bahwa 1 Juli tahun depan adalah tanggal yang tepat untuk permintaan maaf karena tepat 150 tahun sejak perbudakan di Karibia benar-benar dihapuskan.

Dukungan lemah untuk permintaan maaf

Isu permintaan maaf Belanda telah beredar selama bertahun-tahun, tetapi langkah konkret akhirnya diambil tahun lalu. Sebuah laporan berisi 272 halaman oleh sebuah komisi merekomendasikan agar negara Belanda mengakui perbudakan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan meminta maaf.
 
Kritikus mengatakan tanggal pengumuman Rutte pada Senin, 19 Desember 2022, tidak tepat. Tetapi penyiar publik nasional NOS mengatakan alasan pemilihan tanggal tersebut bersifat "pragmatis."
 
Badan Riset I&O menemukan bahwa dalam jajak pendapat di antara 1.457 responden Belanda dari semua latar belakang, hanya sekitar 40 persen yang mendukung gagasan permintaan maaf. (Mustafidhotul Ummah)
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan