PM Belanda Mark Rutte saat dimintai keterangan terkait permintaan maaf ke Indonesia. (AFP PHOTO/Sem van der Wal/Robin van Lonkhuijsen)
PM Belanda Mark Rutte saat dimintai keterangan terkait permintaan maaf ke Indonesia. (AFP PHOTO/Sem van der Wal/Robin van Lonkhuijsen)

Indonesia Harus Minta Penjelasan Belanda Soal 'Pembinasaan' Masyarakat

Marcheilla Ariesta • 20 Desember 2022 18:42
Jakarta: Pemerintah Indonesia harus mempertanyakan maksud perbudakan dalam permintaan maaf yang disampaikan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte kemarin. Rutte meminta maaf kepada negara koloninya atas peran Belanda dalam perbudakan di masa lalu.
 
Indonesia, sebagai salah satu negara jajahan Belanda, seharusnya dapat mempertanyakan perbudakan yang dimaksud. Pasalnya, menurut pengamat internasional Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, yang dilakukan Belanda bukan hanya perbudakan, namun menghancurkan peradaban Nusantara.
 
"Kita harus bertanya apa yang Anda (Belanda) maksud dengan perbudakan, karena yang terjadi lebih parah, peradaban hancur, masyarakat kita menderita," katanya dalam wawancara Medcom Hari Ini, Selasa, 20 Desember 2022.

Menurutnya, pemerintah Indonesia harus bisa tegas. Pasalnya, bukan hanya telat saja, tapi meminta maaf karena perbudakan itu dianggap 'terlalu kecil'.
 
"Perbudakan itu terlalu kecil kalimatnnya, harusnya perbudakan dan pembinasaan masyarakat Indonesia," ujarnya.
 
Ditanya mengenai permintaan ganti rugi ke Belanda, Rezasyah mengatakan, perhitungannya harus jelas karena Negeri Kincir Angin itu juga melakukan 'tanam paksa' di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari dirampasnya produk palawija Indonesia oleh Belanda saat mereka menjajah.
 
Rempah-rempah dari Indonesia dan negara jajahannya yang lain membuat reputasi Belanda di Eropa kala itu naik. Namun, hal itu bisa mereka dapatkan dengan cara menghancurkan peradaban di tanah koloninya.
 
"Untung pelan-pelan kita bisa bangkit, walaupun dengan susah payah. Makanya utnuk ganti rugi harus diidentifikasi lagi sebab perlakukan mereka terhadap berbagai suku bangsa di Indonesia berbeda," ujarnya.
 
Kepada pemerintah Indonesia, Reza menyarankan, agar tidak hanya berhenti di batas pernyataan minta maaf saja. "Ini bukan hanya sekadar uang, tapi yang kita perjuangkan adalah darah pendiri Indonesia, nenek moyang kita yang harus tumpah ke bumi karena peradaban kita dihancurkan Belanda," serunya.
 
Ia meminta agar Belanda terbuka pada dunia atas kejahatan yang mereka lakukan, terlebih negara di Eropa itu selalu mengagungkan hak asasi manusia (HAM). "Mereka mendikte negara lain, tapi sebenarnya emreka adalah pelaku kejahatan HAM terbesar di dunia," pungkas Reza.
 
Baca:  Pengamat: Belanda Tak Hanya Lakukan Perbudakan, Tapi Penghancuran Peradaban
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan