"Kami menentang segala upaya pengambilalihan kekuasaan secara inkonstitusional," ujar keterangan Kementerian Luar Negeri Moskow, dikutip dari laman telesur, Senin, 6 September 2021.
"Semua pihak di Guinea perlu berusaha mencapai solusi damai melalui negosiasi," lanjutnya.
Serangkaian foto dan sebuah video memperlihatkan Conde dikelilingi "sekelompok prajurit" di lokasi yang diyakini berada di kompleks kepresidenan Guinea. Dalam video terdengar suara yang menyatakan Conde baik-baik saja dan tidak terluka.
Saat ini, pasukan elite Guinea di bawah pimpinan Kolonel Mamady Doumbouya telah menguasai sepenuhnya istana kepresidenan. Kudeta dilakukan Doumbouya karena Conde dinilai telah bertindak sewenang-wenang dan tidak mendengar aspirasi masyarakat.
Conde melaju ke periode ketiga kepemimpinan usai mengubah konstitusi Guinea yang memungkinkan seorang presiden berkuasa selama tiga kali. Kemenangan kontroversial Conde dalam pemilihan umum tahun lalu telah memicu aksi protes masif.
Usai melakukan kudeta pada akhir pekan kemarin, Doumbouya mengumumkan pembubaran pemerintah, penangguhan konstitusi, dan penutupan perbatasan negara.
Dalam sebuah pengumuman terbaru di televisi nasional, Doumbouya menjanjikan masyarakat Guinea sebuah "pemerintahan serikat nasional." Ia juga menegaskan tidak akan ada "perburuan" bagi para pejabat pemerintah yang telah dicopot dari jabatan mereka usai kudeta.
Doumbouya berharap dapat meredakan kekhawatiran mengenai krisis ekonomi di Guinea dengan cara memperbaiki sektor pertambangan dan investasi.
Baca: Junta Militer Guinea Janjikan Pemerintahan Serikat Nasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News