Dalam sebuah pengumuman di televisi nasional, dilansir dari laman Voice of America, Senin, 6 September 2021, Kolonel Mamady Doumbouya menjanjikan masyarakat Guinea sebuah "pemerintahan serikat nasional."
Ia juga menegaskan tidak akan ada "perburuan" bagi para pejabat pemerintah yang telah dicopot dari jabatan mereka usai kudeta.
Doumbouya berharap dapat meredakan kekhawatiran mengenai krisis ekonomi di Guinea dengan cara memperbaiki sektor pertambangan dan investasi.
Baca: Alasan Kolonel Mamady Doumbouya Lakukan Kudeta di Guinea
Pertambangan menyumbang sekitar 35 persen dari pemasukan negara Guinea. Namun masyarakat di negara tersebut tidak dapat menikmati hasilnya secara optimal di tengah praktik korupsi pejabat dan minimnya infrastruktur.
Sementara itu, sebuah video yang muncul beberapa jam usai kudeta memperlihatkan Presiden Guinea Alpha Conde berada di sebuah ruangan yang dikelilingi pasukan elite. Sekelompok prajurit yang mengklaim diri mereka sebagai Komite Pengembangan Nasional (CRND) kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa Conde baik-baik saja dan terus berkoordinasi dengan dokternya.
Oktober lalu, Conde melanjutkan kekuasaannya ke periode ketiga usai mengubah konstitusi negara. Pemilihan kontroversial tersebut memicu unjuk rasa masif di seantero Guinea.
Bentrokan sempat terjadi di ibu kota Guinea, Conakry, di hari keduta. Namun setelah militer mengumumkan penggulingan Conde, banyak masyarakat Guinea yang merayakannya di jalan raya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News