Aksi protes berskala masif meletus di Belarusia terkait hasil pemilihan umum presiden pada 9 Agustus. Kubu oposisi menilai Lukashenko berbuat curang untuk menang dalam pilpres.
"Daftar orang yang ditangkap di Minsk pada 1 September sudah melebihi 70. Banyak dari mereka sudah dibebaskan, tapi beberapa lainnya masih ditahan hingga ada proses persidangan," ujar keterangan Vesna, organisasi hak asasi manusia di Belarusia, melalui saluran Telegram.
Dikutip dari laman TASS, Rabu 2 September 2020, beberapa orang dari total 70 yang ditahan adalah jurnalis. Vesna mengatakan sekitar 10 awak media ditahan, untuk kemudian diperiksa kelengkapan dokumennya. Sebelumnya, Pemerintah Belarusia telah mencopot akreditasi sejumlah jurnalis asing.
Kementerian Dalam Negeri Belarusia mengonfirmasi adanya penangkapan terhadap sejumlah orang di Minsk. Pihak kementerian mengatakan, angka pasti dari jumlah orang yang ditahan akan diumumkan pada Rabu ini.
Demonstrasi di Minsk pada 1 September disebut otoritas Belarusia digelar tanpa izin. Banyak dari peserta aksi protes merupakan mahasiswa yang berasal dari sejumlah universitas negeri di seantero Belarusia.
Para pengunjuk rasa meminta Lukashenko untuk segera mundur jabatannya atas dugaan kecurangan dalam pilpres. Lukashenko telah menjabat posisi presiden di Belarusia sejak 1994.
Menurut Komisi Elektoral Belarusia, petahana meraih 80,1 persen suara dalam pilpres, sementara capres oposisi Svetlana Tikhanovskaya hanya 10,12 persen.
Tikhanovskaya menolak hasil pilpres, dan sempat menggugat hasil ke Komisi Elektoral Belarusia. Namun ia kemudian bertolak menuju Lithuania dengan alasan menjaga keselamatan anak-anaknya.
Dari Lithuania, Tikhanovskaya mendorong para pendukungnya untuk terus berunjuk rasa secara damai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News