Menurut keterangan seorang pejabat senior AS kepada awak media, Biden telah "menyetujui sebuah permintaan dari Departemen Pertahanan mengenai pemosisian ulang pasukan di Afrika Timur dalam upaya membentuk kembali kehadiran sekelompok kecil personel militer AS di Somalia."
Ia mengatakan jumlah prajurit AS yang akan disiagakan di Somalia hanya kurang dari 500. "Untuk mencapai angka tersebut juga cukup membutuhkan waktu," ucapnya, dikutip dari TRT World, Selasa, 17 Mei 2022.
Jika terwujud, maka angka tersebut lebih sedikit dari 750 tentara AS yang pernah disiagakan di Somalia dalam memerangi al-Shabaab. Pasukan AS di Somalia sempat ditarik di era kepresidenan Donald Trump dan diposisikan ulang di Kenya dan Djibouti.
Pada Desember 2020, beberapa waktu sebelum kepergiannya dari Gedung Putih, Trump mengarahkan penarikan pasukan dari Somalia. "Langkah tersebut bertentangan dari nasihat kepemimpinan senior militer AS," ujar sang pejabat.
"Sejak saat itu, al-Shabaab terus tumbuh dan menjadi lebih kuat," sambungnya.
Ia mengatakan keputusan Biden lebih kepada sektor keamanan pasukan AS ketimbang pengamanan pemilihan umum Somalia pada hari Minggu kemarin. Dalam pemilu itu, tokoh bernama Hassan Sheikh Mohamud keluar sebagai pemenang.
Selama bertahun-tahun, jajaran pemimpin Somalia secara konsisten bersedia bekerja sama dengan militer AS dalam memerangi kelompok ekstremis. AS meyakini pemerintahan baru di Somalia akan tetap menjaga kerja sama tersebut.
Mengucapkan selamat kepada Mohamud, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memintanya untuk mengembangkan pasukan keamanan dalam menjaga keamanan Somalia.
Baca: Hassan Sheikh Mohamud Jadi Presiden Somalia untuk Kali Kedua
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News