Presiden AS Joe Biden berbicara di Gedung Putih, Washington, 18 Februari 2022. (ALEX WONG / Getty / AFP)
Presiden AS Joe Biden berbicara di Gedung Putih, Washington, 18 Februari 2022. (ALEX WONG / Getty / AFP)

Biden Yakin Putin Sudah Membuat Keputusan untuk Menginvasi Ukraina

Willy Haryono • 19 Februari 2022 09:43
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meyakini bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sudah memutuskan untuk menginvasi Ukraina. "Saya yakin dia sudah memutuskan hal itu. Kami memiliki alasan untuk meyakini hal tersebut." ungkap dia dalam pernyataan dari Gedung Putih pada Jumat petang waktu setempat.
 
Sebelumnya, militer Rusia mengumumkan rencana menggelar latihan berskala besar untuk pasukan nuklirnya Sabtu ini. Putin dikabarkan akan mengawasi langsung latihan tersebut. Kendati begitu, Biden meyakini Putin tidak akan mempertimbangkan secara serius penggunaan nuklir dalam perang.
 
Biden sempat menyinggung serangan terhadap sebuah gedung taman kanak-kanak oleh separatis pro-Rusia di Donbas, yang disebut Moskow justru dilakukan oleh pasukan Ukraina. Ia juga menyebut beberapa disinformasi lain yang dilontarkan Rusia kepada publik, termasuk klaim genosida di Donbas dan serangan Ukraina terhadap Rusia.

"Semua ini konsisten dengan gaya bermain Rusia yang pernah digunakan sebelumnya, yaitu membuat justifikasi palsu untuk mengambil tindakan terhadap Ukraina," tutur Biden, dikutip dari voanews, Jumat, 18 Februari 2022.
 
Selama berminggu-minggu, pemerintahan Biden terus memperingatkan kemungkinan adanya alasan yang dibuat-buat Rusia agar invasi dapat dilakukan.
 
Jika Moskow menginvasi Ukraina, maka merupakan hal penting bagi AS untuk meyakinkan dunia bahwa Rusia adalah agresornya, ucap Max Bergmann dari Center for American Progress, kepada VOA.
 
"Pemerintahan Biden bermain cantik untuk meraih kemenangan dalam perang informasi dengan Rusia," sebut Bergmann. "Pemerintahan Biden telah membaca gaya Kremlin, dan mereka terus akan mengungkap disinformasi yang disampaikan Rusia," sambungnya.
 
Terlepas dari peringatan dan ancaman AS, Biden masih menawarkan Putin kesempatan untuk menurunkan ketegangan, dengan menekankan bahwa diplomasi "selalu menjadi sebuah kemungkinan." Berdasarkan "kapabilitas intelijen" AS sejauh ini, Biden meyakini Putin masih mempertimbangkan opsi diplomasi.
 
Dalam beberapa hari ke depan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dijadwalkan bertemu langsung Menlu Rusia Sergey Lavrov untuk membicarakan ketegangan terkini.
 
Sementara itu, Washington dan para sekutunya sedang menganalisis sebuah dokumen yang disampaikan Rusia kepada Duta Besar AS John Suliivan di Moskow. Dokumen itu adalah respons tertulis Rusia atas tawaran AS dan NATO terkait pengerahan rudal dan latihan pasukan aliansi di Eropa.
 
Baca:  Rusia Minta Ukraina Tak Gabung NATO, AS: Semua Negara Punya Hak Memilih
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan