Dalam konferensi pers, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan bahwa Washington tidak mengakui Karabakh sebagai "negara merdeka dan berdaulat, dan oleh karena itu "kami tidak mengakui hasil pemilu presiden yang diumumkan beberapa hari lalu."
"Amerika Serikat akan terus mendukung dengan kuat upaya Armenia dan Azerbaijan untuk menyelesaikan masalah-masalah luar biasa mereka melalui dialog langsung," lanjut Miller, melansir dari laman Anadolu Agency.
Ia juga menyampaikan kembali ucapan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada akhir pekan yang menyerukan "pembukaan segera dan serentak di rute Lachin dan Aghdam, untuk memungkinkan lewatnya pasokan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan."
"Kami mendesak para pemimpin, seperti yang dilakukan Menlu (Blinken) dalam seruannya, agar tidak mengambil tindakan apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan atau mengalihkan perhatian dari tujuan ini," tambah Miller.
Sabtu pekan kemarin, kelompok separatis Armenia di wilayah Karabakh di Azerbaijan mengadakan pemilu yang diproklamirkan sendiri untuk memilih presiden separatis baru. Pemilu ini dikritik sejumlah negara, termasuk Azerbaijan, Turki, Inggris, dan Uni Eropa.
Baca juga: Bentrok Lagi, 7 Orang Tewas dalam Ketegangan Terbaru Armenia-Azerbaijan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News