Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat berbicara kepada awak media di kediamannya di Jakarta, Rabu, 15 Februari 2023. (Medcom.id / Marcheilla Ariesta)
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat berbicara kepada awak media di kediamannya di Jakarta, Rabu, 15 Februari 2023. (Medcom.id / Marcheilla Ariesta)

Dubes Lyudmila Rasakan Ketulusan RI dalam Mendamaikan Rusia-Ukraina

Marcheilla Ariesta • 15 Februari 2023 15:11
Jakarta: Jelang peringatan satu tahun konflik Rusia-Ukraina, kedua negara belum memperlihatkan tanda-tanda akan berdamai. Bahkan, perang semakin menjadi dan persenjataan terus dipasok ke medan pertempuran dari berbagai pihak.
 
Sejumlah pihak mempertanyakan akhir dari perang ini, yang belum terlihat akan berakhir dalam waktu dekat.
 
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengaku belum mengetahui pasti kapan perang akan berakhir. Namun, ia berharap perdamaian antar kedua negara dapat secepatnya terjadi.

Terkait dengan perang Rusia-Ukraina, Indonesia terus mencoba mendamaikan Rusia dan Ukraina, salah satunya melalui lawatan Presiden Joko Widodo pada akhir Juni 2022. Jokowi telah berkunjung ke dua negara tersebut dan bertemu dengan kepala negaranya masing-masing.
 
"Kami sangat menghargai usaha Indonesia untuk mencoba menyelesaikan krisis ini," kata Vorobieva dalam pembaruan pers di Jakarta, Rabu, 15 Februari 2023.
 
Ia menuturkan, saat Presiden Jokowi dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Moskow tahun lalu, keduanya berbincang selama dua jam. Hubungan keduanya cukup dekat hingga punya panggilan "brother" satu sama lain.
 
"Sekali lagi, Indonesia sangat tulus dalam upayanya membuat keadaan menjadi lebih baik. Kedua Presiden bahkan berbicara selama dua jam lamanya saat itu," ucap Vorobieva lagi.
 
Mengenai Ukraina, Dubes Lyudmila mengatakan bahwa negara tersebut sepenuhnya telah dikendalikan oleh Barat. Menurutnya, Barat ingin menghancurkan Rusia, sehingga membuat konflik ini semakin panjang.
 
Dalam pertemuan tahun lalu, Jokowi berbicara mengenai isu perdamaian dunia. Kala itu, Jokowi menegaskan bahwa perdamaian dunia merupakan salah satu prioritas politik Indonesia.
 
Jokowi mengatakan, konstitusi Indonesia mengamanatkan agar RI selalu berusaha berkontribusi dalam menciptakan perdamaian dunia. "Dalam konteks inilah saya melakukan kunjungan ke Kyiv dan ke Moskow," ujar Jokowi dalam keterangannya kala itu.
 
"Saya tetap menyampaikan bahwa penyelesaian damai penting, untuk terus dikedepankan dan juga ruang-ruang dialog terus bisa dibuka," lanjutnya.
 
Masih dalam pertemuan saat itu, Jokowi menawarkan diri menjadi juru damai perang antara Rusia dan Ukraina, dengan harapan perdamaian dapat segera terwujud. Ia telah menawarkannya, baik kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky maupun Putin.
 
Baca juga:  Putin Senang Melihat Kehadiran Jokowi di Rusia
 
Kondisi terkini perang kedua negara itu masih terus berlanjut. Hari ini, militer Rusia mengeklaim telah berhasil menembus pertahanan pasukan Ukraina di wilayah Luhansk.
 
Dalam beberapa pekan terakhir, Ukraina mencatat meningkatnya serangan Rusia di sepanjang garis depan pertempuran. Sejumlah pejabat, termasuk Zelensky, menyebut situasi di lapangan relatif sulit.
 
Namun, Ukraina juga mengatakan bahwa tentaranya telah menghalau banyak serangan Rusia. Di waktu bersamaan, Zelensky mendesak negara-negara sekutu seperti Amerika Serikat (AS) untuk mempercepat laju bantuan militer.
 
Rusia kini menguasai wilayah selatan Kherson dan Zaporizhzhia, termasuk pembangkit nuklirnya, dan hampir seluruh Luhansk serta lebih dari separuh Donetsk, termasuk ibu kota regional.
 
Invasi Rusia ke Ukraina hampir memasuki peringatan satu tahun, yang jatuh pada tanggal 24 Februari.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan