Donald Trump (kiri) dan Joe Biden. (AFP)
Donald Trump (kiri) dan Joe Biden. (AFP)

Laporan Intelijen AS Sebut Rusia Berusaha Pengaruhi Pemilu 2020

Willy Haryono • 17 Maret 2021 11:21
Washington: Pemerintah Rusia berusaha memengaruhi pemilihan umum presiden Amerika Serikat 2020 dengan melayangkan "tuduhan-tuduhan tak berdasar" terhadap Joe Biden melalui beberapa sekutu Donald Trump, ungkap laporan terbaru komunitas intelijen AS. Laporan terbaru setebal 15 halaman ini dirilis Kantor Direktur Intelijen Nasional AS pada Selasa, 16 Maret.
 
Laporan ini juga menyebutkan bahwa Tiongkok "tidak melakukan upaya intervensi" terhadap pemilu AS 2020. Padahal selama masa kampanye, sejumlah tokoh pendukung Trump menuduh tim Biden telah mendapat dukungan kuat dari Tiongkok.
 
"Tiongkok menginginkan stabilitas dalam hubungannya dengan Amerika Serikat, dan tidak memandang hasil pemilu (2020) sebagai sesuatu yang menguntungkan bagi mereka," tulis laporan tersebut, dilansir dari laman Al Jazeera pada Selasa, 16 Maret 2021.

Mike Hanna, reporter Al Jazeera di Washington DC, mengatakan bahwa laporan itu juga menyebutkan secara spesifik tidak adanya "intervensi teknik" dalam pendaftaran pemilih, proses pemungutan dan penghitungan suara dalam pemilu 2020.
 
"Berbeda dari 2016, tidak ada upaya dari Rusia untuk meretas infrastruktur pemilu. Ini adalah perbedaan yang sangat penting," ucap Hanna.
 
"Hal yang tertuang dalam laporan kali ini hanya mengenai upaya memengaruhi (pemilu)," lanjutnya.
 
Selain dari Rusia, upaya memengaruhi pemilu AS 2020 juga datang dari Iran, Kuba, Venezuela, dan grup Hizbullah asal Lebanon. Laporan itu menyebutkan upaya memengaruhi dari Iran ditujukan untuk memangkas dukungan terhadap Trump.
 
Baca:  Iran Minta Negara Tetangga Bekerja Sama usai Kekalahan Trump
 
Hanna menyebut pengaruh terkuat dalam pemilu 2020 kemarin berasal dari Rusia dan Iran. Sementara pengaruh dari beberapa negara lainnya disebut tidak terlalu signifikan.
 
"Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mendukung upaya untuk menghambat mantan presiden Trump pada pemilu 2020," tulis laporan tersebut.
 
Sementara mengenai Venezuela, laporan intelijen AS menyebutkan bahwa pemerintahan Nicolas Maduro hanya memiliki "niat" untuk memengaruhi pemilu 2020, walau kemungkinan "tidak mempunyai kapabilitas" untuk memengaruhi opini publik Negeri Paman Sam.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan