Pernyataan Xi disampaikan beberapa jam setelah Presiden Joe Biden menegaskan bahwa AS tidak ingin "memulai Perang Dingin baru." Pidato Biden yang menyinggung Perang Dingin merupakan respons Washington terhadap kekhawatiran Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres atas rivalitas AS-Tiongkok.
Guterres khawatir persaingan dua raksasa ekonomi itu dapat memicu masalah yang berimbas pada keselamatan seluruh negara dunia.
Baca: Joe Biden Tegaskan AS Tidak Ingin Memulai Perang Dingin Baru
"Kesuksesan satu negara tidak berarti harus terwujud dengan kegagalan satu negara lainnya," tutur Xi dalam pidato nasional dalam format video yang ditampilkan di markas besar PBB di New York.
"Dunia ini cukup besar untuk mengakomodasi pertumbuhan dan kemajuan bersama bagi seluruh negara," sambungnya, dilansir dari laman 9News, Rabu, 22 September 2021.
Kehadiran Xi dalam Sidang Majelis Umum ke-76 PBB, meski secara virtual, cukup mengejutkan. Pasalnya, pembicara yang disodorkan Tiongkok untuk pidato di PBB adalah deputi perdana menteri untuk jadwal Jumat mendatang.
Keputusan Tiongkok menghadirkan Xi Jinping menjadikannya sebagai salah satu tokoh global yang berbicara di pidato hari pertama High Level Week, beberapa jam setelah Biden.
Pidato Biden dan Xi, meski tidak secara eksplisit merujuk pada Guterres, merupakan respons kedua negara terhadap sang sekjen. AS dan Tiongkok terlihat berusaha meredakan ketegangan yang dikhawatirkan sejumlah pihak usai pernyataan Guterres.
Masih dalam pidatonya di PBB, Xi sempat menyinggung kebijakan luar negeri AS yang dipandang Beijing sering mengintervensi urusan negara lain.
"Situasi global terkini sekali lagi menunjukkan bahwa intervensi militer hanya akan berujung kerusakan," sebut Xi, merujuk pada perang AS di Afghanistan yang berakhir bulan lalu setelah berlangsung selama 20 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News