Pernyataan mengenai Perang Dingin merupakan respons Biden terhadap Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Sebelum pidato Biden, Guterres sempat mengungkapkan kekhawatiran mengenai rivalitas AS dan Tiongkok yang dapat berujung pada Perang Dingin seperti di era Uni Soviet.
"Kami tidak ingin memulai Perang Dingin baru atau memicu sebuah perpecahan global yang membagi dunia ke dalam beberapa blok," tegas Biden, dilansir dari laman 9News, Rabu, 22 September 2021.
Secara lebih luas, Biden menekankan pentingnya bagi pemimpin dunia untuk bekerja sama mengatasi pandemi Covid-19, perubahan iklim, menghadapi isu-isu teknologi, dan memperkuat aturan perdagangan.
"Kita akan memilih untuk membangun masa depan yang lebih baik. Kita, Anda semua dan saya, mempunyai keinginan dan kapasitas untuk menjadikan semuanya lebih baik. Kita tidak boleh membuang-buang lebih banyak waktu. Kita dapat melakukan ini," ungkap Biden.
Karena pandemi Covid-19, Biden akan sangat membatasi kehadiran fisiknya di markas PBB. Setelah bertemu Perdana Menteri Australia Scott Morrison, ia dijadwalkan melanjutkan keseluruhan pekan Sidang Majelis Umum ke-76 PBB ini secara virtual.
Beberapa hari lalu, Guterres mendesak ASdan Tiongkok untuk memperbaiki hubungan mereka yang disebutnya sudah "sangat tidak fungsional." Guterres khawatir rivalitas dua raksasa itu dapat berimbas kepada sektor keamanan global.
Rivalitas dua negara ini, sebut Guterres, dikhawatirkan dapat berujung pada terbelahnya dunia ke dalam beberapa blok.
"Kita perlu menghindari Perang Dingin yang akan berbeda dari sebelumnya, mungkin akan jauh lebih berbahaya dan sulit ditangani," sebut Guterres.
Baca: Sekjen PBB Desak AS dan Tiongkok Perbaiki Hubungan, Cegah Perang Dingin
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News