Komentar dari Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus ini muncul setelah pembuat vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna mencari kemungkinan dosis booster itu disetujui di Amerika Serikat (AS).
Baca: Penasihat Gedung Putih Tegaskan Vaksin Ketiga Covid-19 Belum Diperlukan.
“Kesenjangan global dalam pasokan vaksin sangat tidak merata dan tidak adil,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers, seperti dikutip AFP, Selasa 13 Juli 2021.
"Beberapa negara dan wilayah sebenarnya memesan jutaan dosis booster, sebelum negara lain memiliki persediaan untuk memvaksinasi petugas kesehatan mereka dan yang paling rentan,” ungkapnya.
Pfizer pekan lalu bahwa perusahaan akan mencari otorisasi penggunaan darurat untuk dosis ketiga vaksin virus korona, mereka mengambil langkah itu karena kekhawatiran tentang varian delta.
Badan-badan federal AS mengeluarkan pernyataan tak lama setelah pengumuman yang mengatakan bahwa dosis penguat vaksin virus korona saat ini tidak diperlukan.
Tedros mengatakan bahwa Pfizer dan Moderna tidak boleh memprioritaskan dosis tersebut untuk negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi. Sebaliknya, mereka harus menyumbangkan tembakan, katanya.
"Prioritas sekarang harus memvaksinasi mereka yang tidak menerima dosis dan perlindungan," tegas Tedros.
“Daripada Moderna dan Pfizer memprioritaskan pasokan vaksin sebagai booster ke negara-negara yang populasinya memiliki cakupan yang relatif tinggi, kami membutuhkan mereka semua untuk menyalurkan pasokan ke COVAX, Tim Tugas Akuisisi Vaksin Afrika dan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah. Mereka saat ini memiliki cakupan vaksin yang sangat rendah,” ucapnya.
Baca: Pimpin Pertemuan COVAX, RI Bahas Kesenjangan Vaksin Buat Pandemi Tak Selesai.
Pejabat WHO mengatakan bahwa keputusan apakah suntikan booster akan diperlukan tidak akan dibuat oleh perusahaan vaksin. “Ini akan berdasarkan ilmu pengetahuan dan data, bukan pada masing-masing perusahaan yang menyatakan bahwa vaksin sekarang harus diberikan sebagai dosis penguat," menurut Soumya Swaminathan, Kepala Ilmuwan WHO.
Kepala Kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan, dunia akan melihat ke belakang dalam "kemarahan" dan "malu" jika negara-negara kaya memberikan suntikan ketiga alih-alih menyumbangkan pasokan.
"Ini adalah orang-orang yang ingin memiliki kue dan memakannya. Lalu mereka membuat kue lagi dan mereka ingin memakannya juga,” tutur Ryan.
Pejabat WHO mengatakan bahwa kasus dan kematian akibat pandemi covid-19 mingguan global terus meningkat. Mereka memprediksi varian delta akan menjadi strain dominan yang beredar di seluruh dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News