Baca: Perbedaan Kondisi Beirut Sebelum dan Sesudah Ledakan Dahsyat.
Presiden Trump mengklaim pada konferensi pers Selasa bahwa dia telah berbicara dengan para jenderal yang "tampaknya merasa bahwa ini bukanlah semacam peristiwa ledakan kecelakaan”. Trump yakin dan bahwa itu adalah ‘sejenis bom’.
Sontak pernyataan Trump tersebut memicu kebingungan dan mendorong pejabat pertahanan anonim untuk memberi tahu CNN dan AP bahwa belum ada indikasi bahwa ledakan itu adalah serangan.
“Kami masih mendapatkan informasi tentang apa yang terjadi," kata Esper, seperti dikutip AFP, Kamis 6 Agustus 2020.
"Kebanyakan percaya itu kecelakaan, seperti yang dilaporkan. Di luar itu, saya tidak punya apa-apa lagi untuk dilaporkan. Ini jelas sebuah tragedi,” tegas Esper.
"Kami berduka warga Lebanon yang mungkin terbunuh dan ribuan lainnya terluka. Lebanon saat ini sedang berjuang dalam berbagai cara. Ketika Anda melihat videonya, itu sangat menghancurkan,” imbuhnya.
Baca: Banyak Warga Beirut Terperangkap Pascaledakan di Lebanon.
Esper mengatakan Amerika ingin membantu. Dirinya sempat berbicara dengan Menlu Pompeo dan memposisikan AS untuk memberikan bantuan apa pun termasuk bantuan kemanusiaan, pasokan medis bagi rakyat Lebanon.
Pemerintah Lebanon mengatakan ledakan kemungkinan besar berasal dari timbunan amonium nitrat seberat 2.750 ton. Ini adalah bahan kimia yang sangat mudah meledak yang digunakan untuk membuat pupuk. Hingga saat ini 135 orang dilaporkan tewas dan ribuan lainnya luka-luka, membuat rumah sakit kewalahan dan sebagian besar kota hancur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News