Foto dari rekaman video di sebuah mobil polisi memperlihatkan perseteruan antara Rayshard Brooks dan polisi di Atlanta, Jumat 12 Juni 2020. (Foto: AFP)
Foto dari rekaman video di sebuah mobil polisi memperlihatkan perseteruan antara Rayshard Brooks dan polisi di Atlanta, Jumat 12 Juni 2020. (Foto: AFP)

Penembakan Rayshard Brooks Masuk Kategori Pembunuhan

Willy Haryono • 15 Juni 2020 11:43
Atlanta: Kematian pria kulit hitam bernama Rayshard Brooks, yang ditembak mati seorang polisi di Atlanta, masuk kategori pembunuhan. Demikian laporan autopsi dari tim koroner di Fulton County, Amerika Serikat, Minggu 14 Juni.
 
Hasil autopsi menunjukkan bahwa Brooks, 27, meninggal akibat kehabisan darah serta kerusakan beberapa organ yang disebabkan dua tembakan senjata api. Dua tembakan itu mengenai bagian punggung Brooks pada Jumat 12 Juni.
 
"Kasus kematian (Brooks) masuk kategori pembunuhan," ucap pernyataan kantor pemeriksaan medis Fulton County, dilansir dari Guardian, Senin 15 Juni 2020.

Kematian Brooks memicu kembali gelombang protes di Atlanta yang merupakan bagian dari aksi demonstrasi masif terkait pembunuhan George Floyd. Brooks dan Floyd sama-sama merupakan pria Afrika Amerika yang tewas di tangan polisi AS.
 
Pada Minggu malam, polisi antihuru-hara berkumpul di sebuah kantor kepolisian dekat lokasi penembakan Brooks. Jumat kemarin, Brooks ditembak dalam perseteruan dengan polisi di area parkir sebuah restoran cepat saji.
 
Video perseteruan dan penembakan Brooks terekam kamera di seragam polisi dan juga kamera pengawas. Dalam video terlihat Brooks sempat mengambil taser (senjata kejut) polisi, yang kemudian dibalas dengan tembakan senjata api.
 
Sejumlah pihak menilai respons polisi berlebihan karena taser bukanlah senjata mematikan.
 
"Saya melihat interaksi Brooks (dengan polisi), dan saya sangat terpukul," kata Wali Kota Atlanta, Keisha Lance Bottoms, dalam sebuah program di CNN.
 
Pengacara keluarga Brooks, Chris Stewart, menegaskan bahwa aparat keamanan tidak berhak menggunakan kekuatan berlebih. Ia mengatakan meski Brooks sempat mengambil taser milik polisi, bukan berarti ia harus ditembak dengan peluru tajam.
 
"Anda tidak bisa sembarangan menembak seseorang, kecuali jika dia menodongkan senjata api," ujar Stewart.
 
James Clyburn, politikus Partai Demokrat dari South Carolina, juga mengutarakan pendapat senada. "Penggunaan kekuatan mematikan tidak diperlukan dalam kasus ini," tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan