"Petugas telah menangkap seorang marinir, yang bertugas di pangkalan CIA di Irak," kata Maduro, merujuk pada Agensi Intelijen Pusat AS.
"Saat ditangkap, ia membawa sejumlah senjata khusus, uang tunai dalam jumlah besar, dan sejumlah barang lainnya," sambung dia, dilansir dari laman Global News, Sabtu 12 September 2020.
Maduro tidak memberikan detail lebih lanjut, namun ia mengatakan mata-mata itu mengeluarkan pernyataan saat berada di dalam tahanan.
Kementerian Luar Negeri AS dan Gedung Putih belum mengeluarkan komentar mengenai klaim Maduro.
Amuay dan Cardon merupakan bagian dari pusat kilang minyak Paraguana, yang dapat memproduksi 971 ribu barel minyak per hari. Keduanya sering mengalami pemadaman listrik dalam beberapa tahun terakhir, yang disebut kubu oposisi diakibatkan mismanajemen dan buruknya perawatan.
Rumor adanya mata-mata AS muncul usai pengadilan Venezuela menjatuhkan vonis 20 tahun penjara ke dua mantan personel Baret Hijau AS bulan lalu. Keduanya dijatuhi vonis atas peran mereka dalam percobaan inkursi ke Venezuela pada Mei lalu.
Dalam keterangan terpisah, Maduro mengatakan bahwa petugas keamanan telah berhasil membongkar sebuah rencana sabotase di kilang minyak El Palito di negara bagian Carabodo. Ia tidak memaparkan detail mengenai klaim tersebut.
Dihantam sanksi ekonomi AS, Venezuela mengumumkan inisiatif distribusi bahan bakar dan juga berencana membangun proyek kilang minyak baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News