Dalam sebuah wawancara dengan media Tass yang dirilis pada Selasa, 14 Juni 2022, juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov mengatakan bahwa sanksi-sanksi Barat memang telah mempersulit perekonomian negara.
Namun di waktu bersamaan, lanjut dia, sanksi semacam itu mendorong Rusia untuk lebih dekat dengan negara-negara "bersahabat."
"Situasi saat ini tidak mudah, bahkan dapat disebut sulit dalam konteks perang ekonomi," kata Peskov kepada Tass, menjelang Forum Ekonomi Internasional St Petersburg pada Jumat pekan ini.
"Namun ada sisi positifnya. Situasi saat ini membuat kami dan negara-negara bersahabat untuk mencari cara baru dalam berinteraksi, dalam mencari mekanisme baru untuk masalah finansial," lanjut dia.
Tak lama usai invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, perekonomian Negeri Beruang Merah dihantam serangkaian sanksi dari Uni Eropa, Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya. Sanksi dijatuhkan untuk menghambat pendanaan perang Rusia di Ukraina.
Institut Finansial Internasional (IIF), sebuah grup lobi perbankan, mengatakan pada pekan kemarin bahwa perekonomian Rusia akan menyusut 15 persen tahun ini, dan tiga persen tahun depan. Banyak industri di Rusia mengalami penurunan, mulai dari penerbangan hingga otomotif.
Mei lalu, jumlah mobil yang terjual di seantero Rusia turun 83 persen dari bulan sebelumnya. Kendati begitu, Rusia mendapat keuntungan dari lonjakan harga ekspor minyak dan gas.
Baca: Manajer Keuangan Putin dan Jubir Kemenlu Rusia Masuk Daftar Hitam AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News