Sekelompok pendukung Demokrat menanti pidato Joe Biden di Wilmington, Delaware pada Jumat malam, 6 November 2020. (JOE RAEDLE/Getty/AFP)
Sekelompok pendukung Demokrat menanti pidato Joe Biden di Wilmington, Delaware pada Jumat malam, 6 November 2020. (JOE RAEDLE/Getty/AFP)

Mengapa Pengumuman Hasil Pilpres AS 2020 Begitu Lama?

Willy Haryono • 07 November 2020 08:04
Washington: Klaim berulang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa dirinya telah menang dalam pilpres AS, walau proses penghitungan suara masih berlangsung, telah menjadi sorotan di dalam dan luar negeri. Namun sejak klaim itu dilontarkan hingga saat ini, pemenang pilpres AS belum juga diketahui, apakah Joe Biden dari Demokrat atau Trump dari Republik.
 
Proses menuju pengumuman pemenang pilpres AS dapat memakan waktu berhari-hari, pekan, atau bahkan bulan tergantung dari apa saja yang terjadi.
 
Apa yang biasanya terjadi?

Pilpres AS tidak dimenangkan semata oleh suara populer, atau dengan kata lain bukan ditentukan kandidat mana yang meraih suara terbanyak seperti dalam sistem demokrasi di banyak negara. Dalam pilpres AS, pemenang ditentukan oleh banyaknya electoral college atau suara elektoral. Untuk menjadi pemenang dalam pilpres AS, seorang kandidat membutuhkan 270 suara elektoral.
 
Hasil di sebagian besar pilpres AS -- walau bukan hasil resmi -- biasanya keluar saat memasuki waktu malam di hari pemilihan. Media-media besar AS biasanya "menyatakan" pemenang di masing-masing negara bagian. Meski bukan didasarkan pada hasil penghitungan akhir, proyeksi berbagai media itu biasanya relatif akurat.
 
Ini artinya proyeksi media-media besar di AS dapat dengan akurat menyatakan perolehan suara elektoral masing-masing kandidat. Dalam pilpres 2016, seperti dilansir dari Guardian pada Sabtu, 7 November 2020, media-media besar AS menyatakan Trump sebagai pemenang saat dirinya meraih 270 suara elektoral, sekitar pukul 02.30 dini hari di Washington.
 
Mengapa hal tersebut tidak terjadi kali ini?
 
Sebagian besar akibat pandemi virus korona (covid-19). Banyak warga AS, sekitar 68 persen dari total pemilih terdaftar, sudah menggunakan hak suara mereka lebih awal sebelum hari pemilihan. Salah satu metode menggunakan hak suara lebih awal adalah dengan menggunakan pos.
 
Menghitung surat suara yang dikirim melalui pos lebih lamban dari menghitung surat suara di hari pemilihan. Ini dikarenakan petugas harus memeriksa keaslian identitas pemilih, alamat, dan juga tandatangannya. Surat suara yang dilipat dalam pos juga harus dirapikan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke mesin penghitung.
 
Beberapa negara bagian sudah memulai proses verifikasi surat suara via pos sebelum hari pemilihan. Ini artinya, penghitungan surat suara via pos dapat dilakukan langsung di hari pemilihan.
 
Namun untuk beberapa negara bagian krusial, proses verifikasi itu tidak dilakukan jauh-jauh hari. Ini dikarenakan sejumlah pejabat Partai Republik menolak permintaan petugas pilpres untuk menerapkan aturan baru terkait proses verifikasi dan surat suara via pos.
 
Hal tersebut berujung pada menumpuknya surat suara via pos di beberapa kota besar seperti Pittsburgh dan Philadelphia. Pada 2016, surat suara via pos di dua kota tersebut hanya berkisar 6.000, namun tahun ini membludak menjadi lebih dari 350 ribu.
 
Hingga saat ini Biden mempertahankan keunggulan di empat negara bagian, yakni Arizona, Nevada, Pennsylvania, dan Georgia. Keunggulan itu memperbesar peluangnya untuk meraih 270 suara elektoral, kurang enam dari perolehannya di angka 264 saat ini. Sementara suara elektoral Trump hingga saat ini masih berkutat di angka 214.
 
Baca:  Trump Tidak Mau Kalah, Terus Maju dengan Gugatan Hukum Pilpres
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan